Keempat penghuni rumah ini baru saja pulang pukul tujuh malam, tadi David mendapatkan pesan dari si bungsu jika dirinya akan pulang sore karena di sekolah anak-anak OSIS sedang persiapan untuk acara classmeeting lusa.
Raya awalnya izin pulang pukul lima sore, ternyata masih banyak pekerjaan yang belum selesai, karena David ini tipe bapak yang pengertian, dia mengizinkan Raya pulang lebih tapi setelah Maghrib harus sudah selesai, lalu dia juga mengirimkan Lukas untuk menjemput Raya, ternyata di jalan macet.
Jadi mereka baru sampai, namun Lukas langsung pamit pulang karena capek habis lembur. Lalu Reyhana tadi izin main ke rumah temannya Chaery, David memberitahu Reyhana jika dirinya yang akan menjemputnya, pukul lima sore tadi setelah lembur mengerjakan pekerjaannya David langsung menjemput Reyhana.
Jarak rumah Chaery itu lumayan jauh, menempuh sekitar setengah jam. Lalu Rachel yang ikut lomba memasak ibu-ibu komplek sebelah, biar mengisi waktu luang katanya. Lumayan, juara satu dapet uang lima ratus ribu rupiah.
Siapa sangka dia mendapatkan juara satu, dan dia pulang setengah tujuh setelah shalat di masjid komplek sebelah.
Setelah membersihkan tubuh dan melaksanakan shalat isya' berjamaah, mereka berada di dapur.
Mereka membagi tugas, ayah David bertugas untuk membuat teh hangat. Reyhana yang bertugas menggoreng telur dadar.
Namun semua itu tidak berjalan dengan lancar, meskipun Reyhana selalu terlihat l@KiKk pada dasarnya dia hanyalah gadis kecil yang lemah dan penakut.
Contohnya saja saat menggoreng telur, dia sudah berteriak heboh.
"Ayaaaah, itu telurnya ada balonnyaaa," David yang panik buru-buru menghampiri sang anak. Laki-laki itu menatap malas Reyhana, anaknya yang selalu berpenampilan bak laki-laki itu.
"Ini mah tinggal dikecilin aja kompornya," David memutar sedikit putaran kompornya. Raya yang sedang menata nasi di setiap piring itu mencibir Reyhana.
"Tampang doang preman, sama gituan aja takut, hadeeeh."
"Bacut lu," David melotot ke arah Reyhana.
"Apa? Bacut, bukan bacot yah," ngeles Reyhana.
Setelah selesai meniriskan telur tadi, Reyhana pamit untuk ke kamar mandi karena kebelet bab dan meminta tolong Rachel untuk menggantikannya menggoreng ayam. Raya sudah keluar bersama David ke minimarket karena Raya tiba-tiba kedatangan tamu bulanan, ia lupa mengecek tanggal, makannya seperti ini.
Meninggalkan Rachel di depan kompor sendiri, dengan bangga Rachel memasukkan Sempol ayam itu ke dalam penggorengan. Tiba-tiba sebuah notifikasi muncul, ia berjalan ke arah meja di mana ponselnya berada. Sebuah notifikasi dari Telkomsel tentang nomornya yang akan segera terblokir.
Rachel mendengus, ia pikir ada notifikasi dari seseorang yang diam-diam menyukainya, seperti di novel-novel atau di dunia oren. Dia baru ingat jika dirinya tengah menggoreng ayam.
"Astaghfirullah, ayam!"
Mereka bertiga menatap prihatin ke arah empat paha ayam yang sepertinya sudah tidak dapat dikonsumsi.
Rachel hanya meringis, sepertinya orang-orang akan masih meragukan kemampuan memasaknya.
"Tadi lo nyogok ya, makannya lomba masak sama ibu-ibu komplek dapet juara satu," tanya Reyhana dengan tatapan kosong ke arah ayam gosong tersebut.
"Kalau nggak, pasti jurinya lo guna-guna," saut Raya yang juga menatap kosong ke arah paha ayam yang gosong itu. David menghela napas panjang, intinya dirinya capek, tapi harus tetap happy kiyowo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Davidson's House [END]
ФанфикMenceritakan sebuah rumah yang dihuni seorang pengusaha tampan yang sedang naik daun dan ternyata telah memiliki tiga anak kembar berwajah cantik. Rumah tak pernah sepi selama tiga remaja kembar itu ada, meskipun pria itu harus mengelus dada akan ke...