12#Who?

1.1K 119 14
                                    

Tak terasa tiga anak kembar itu sudah duduk di bangku kelas dua belas, sebentar lagi mereka akan disibukkan oleh ujian-ujian.

Oleh karena itu, malam ini, tiga anak kembar bersama satu laki-laki yang hanya mengenakan kaos oblong dan celana kotak-kotak panjang sedang berbelanja bulanan di mall.

Selain untuk berbelanja, juga untuk menikmati waktu bersama. Mereka menyusuri rak yang berisi berbagai macam jenis susu. Mereka tidak memencar untuk mencari barang-barang. Karena David tahu, jika Rachel dibiarkan mengambil barang sendiri, maka siap-siap saja dompetnya akan terkuras.

Sebab anak itu adalah manusia paling boros di rumah jika dipersilahkan untuk berbelanja.

(Gambaran Rachel ketika dibiarkan belanja)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambaran Rachel ketika dibiarkan belanja)

Mereka berjalan beriringan, dengan Rachel yang selalu merengek meminta ini itu, Reyhana yang selalu memasang ekspresi menantang pada anak kecil yang ada di sekitar mereka, sehingga tak jarang anak-anak menangis karena perbuatan Reyhana. Raya yang tidak berhenti mengomel karena beberapa barang yang mereka cari sudah habis.

David pusing, tapi ia sangat menikmati pemandangan ini. Tiba-tiba, ia kebelet untuk buang air kecil, jadi, sebelum pergi ke toilet, David memberikan amanah pada Raya untuk meng-handle dua saudara kampretnya.

Toilet yang sering ia gunakan sedang rusak. Jadi dia harus pergi ke toilet yang ada di lantai atas, mau tidak mau dia harus berlari sebelum ngompol.

Saat David baru keluar dari toilet, seseorang tak sengaja menabrak dirinya. David dan orang itu saling bertatapan, sebelum akhirnya David membuang muka. Tanpa basa-basi, David langsung melengos pergi begitu saja.

**

Setelah membaca pesan dari Raya, David berjalan menuju kasir yang terletak di dekat pintu keluar. Di sana sudah ada ketiga anaknya yang sedang menunggu kasir memasukkan barang belanjaannya ke dalam tas kain yang mereka bawa dari rumah.

"Gimana?"

"Aman," jawab Raya sambil menepuk-nepuk dada kirinya. David mengangkat bibirnya sebelah kanan, memang anaknya yang ini sangat keren.

"Aman apaan, orang tadi Reyhan mau beli kinder joy nggak boleh, saudara macam apa itu," cibir Reyhana.

"Iya nih, Rachel juga mau beli sabun cuci muka baru, tapi keburu dilarang sama nenek sihir," saut Rachel.

"Udah-udah, berantemnya nanti dulu, kita keluar dari sini dulu, ayah malu," David berjalan terlebih dahulu dengan menenteng dua tas kain berisi belanjaan mereka tadi.

Perdebatan tadi tidak berhenti begitu saja, sesampainya di mobil, Reyhana dan Rachel langsung duduk di kursi penumpang sambil menyilangkan kedua tangannya dan langsung membuang muka ketika bertatapan dengan Raya. David hanya geleng-geleng, malas ikut campur. Raya yang melihat itu mendengus.

"Bisa nggak, nggak usah pada kegayaan begitu?" Tanya Raya dengan cuek.

"..."

Raya mendengus lagi, sepertinya dia harus mengalah, sebab jika kedua manusia menyebalkan itu merajuk, maka siap-siap saja atmosfer di rumah akan berubah menjadi dingin.

"Yaelah, gitu doang marah."

"Gitu doang?" Reyhana menatap tak percaya pada Raya yang mengatakan itu. Raya merotasikan kedua bola matanya.

"Coba Lo bayangin, ketika beberapa Minggu ini lo ngidam pengen makan jajanan coklat yang menjadi incaran para bocil-bocil, tapi lo gabisa karena gigi Lo sakit. Eh, pas gigi lo dah sembuh dan ada kesempatan, keinginan lo ditolak sama manusia garang macam nenek sihir-"

"Lebay Lo, ah!" Potong Raya dan cewek itu langsung menyumpal telinganya dengan headset yang ada di laci mobil. Rachel dan Reyhana mengumpat bersama, benar-benar jelmaan nenek sihir.

Beberapa menit kemudian, perut Reyhana sakit, jadi mau tidak mau David terpaksa harus berhenti di toilet umum karena Reyhana yang tak henti-hentinya membuang angin di mobil. Baunya nggak enak lagi, jadi David yakin jika anaknya itu hendak mengeluarkan tai.

"Hati-hati kak," ujar David mengingatkan Reyhana berlari keluar dari toilet.

"Hm-"

Brughh

Benar saja, Reyhana terjatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Benar saja, Reyhana terjatuh. David yang melihat itu ingin tertawa tapi takut dosa, nggak ketawa mubazir. Untung saja Raya dan Rachel sedang membeli martabak yang ada di samping mobilnya terparkir. Coba saja kalau mereka lihat ini, sudah dipastikan mereka akan menertawai Reyhana habis-habisan.

Davidson's House [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang