24#Mimi

973 88 10
                                    

Siang ini cuaca terasa sangat terik, tiga gadis kembar yang tak seiras itu berjalan bersama setelah turun dari angkot, arah rumah mereka dengan jalan raya tempat mereka turun tadi lumayan jaraknya, mereka harus menempuh kurang lebih lima menit untuk berjalan kaki sampai rumah.

Di tengah jalan, Reyhana melihat sebuah anjing besar berwarna hitam yang diketahui sosok anjing tergalak di sini.

"Chel," Reyhana menunjuk anjing besar itu dengan dagunya. Rachel yang peka langsung membalas kode dari Reyhana dengan mengedipkan satu matanya.

Raya yang sejak tadi diam memperhatikan sudah paham akan apa yang terjadi, gawat, ini tidak boleh ia biarkan begitu saja. Bisa-bisa nanti dirinya juga ikut menjadi korban kejaran anjing galak itu seperti beberapa bulan yang lalu.

"Awas aja ya, kalau kalian sampai ngegangguin tu anjing, gue jitak palanya satu-satu," Raya menatap tajam pada dua kembarannya yang terlihat kesal.

"Yah, Raya mah nggak seru," ucap Rachel sambil memajukan bibirnya.

"Iya nih, udahlah, tinggalin aja Chel si bantet ini," ejek Reyhana. Mereka berdua sudah tertawa cekikikan, tak tahu jika si bungsu sudah mengeluarkan tanduknya.

"APA TADi?! BANTET?!" Reyhana dan Rachel menoleh ke belakang dan melotot melihat Raya yang sudah siap menerkam mereka hidup-hidup. Reyhana dan Rachel saling tatap sebelum kemudian...

"Lariiiiiii!" mereka berdua lari sebelum Raya mengejar, siang ini, mereka tidak dikejar anjing hitam tadi, namun dikejar oleh manusia super galak di rumah. Salah sendiri bikin bungsu yang notabenenya emosian marah.

😈😈😈

Sesampainya di rumah, tiga bocah rese itu langsung tergeletak di lantai teras rumah karena kelelahan setelah main kejar-kejaran mengelilingi komplek perumahan tadi . Namun, ada sesuatu yang mengganjal, mengapa ada sebuah sendal jepit berwarna ungu di depan mereka yang sedang tergeletak di lantai.

Raya terdiam menatap sendal itu, kemudian menatap Reyhana dan Rachel bergantian. Beberapa detik kemudian mereka terbangun dari posisinya tadi dan berlari masuk ke dalam.

"MIMI!" teriak mereka ketika melihat wanita paruh baya dengan mengenakan pakaian serba ungu sedang mengepel lantai ruang tamu.

Wanita paruh baya yang tadi dipanggil 'Mimi' itu melotot melihat mereka masuk dengan masih mengenakan sepatu.

"Heh, sepatunya!" mereka bertiga yang sadar langsung buru-buru melepas sepatu dan menaruhnya di rak sepatu yang ada di teras. Saat mereka hendak berjalan menuju wanita tadi untuk memberi pelukan, wanita itu sudah lebih dulu menyuruh mereka ganti baju dulu.

"Ganti baju dulu," wanita itu menunjuk ke belakang, wajah mereka yang awalnya sumringah langsung kembali suram.

"Nanti Mimi peluk, ini ganti baju dulu sana, lewat belakang ya, lantai sini masih basah soalnya."

"Iya mimihku sayang yang super cerewet," Rachel langsung ngacir ke luar menuju halaman belakang seperti yang diperintahkan tadi sebelum kena lempar alat pel.

Mimi adalah panggilan spesial dari anak-anak David untuk istri pak Admaja, nama aslinya Sharina Yunita, panggilannya Yuni, tapi dia tidak masalah dengan panggilan dari anak-anak David padanya. Malahan ia merasa sangat senang.

Selama ini, Yuni lah yang menjadi sosok ibu bagi kembar R sejak kepergian sang ibu yang entah ke mana. Yuni sudah menganggap tiga gadis itu sebagai anak kandungnya sendiri, meskipun mereka memiliki kelakuan yang super ajaib, khusunya Reyhana. Tetapi itulah yang membuat Yuni merasa seru bersama mereka.

Davidson's House [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang