Lima menit yang lalu bel penanda pergantian pelajaran telah berbunyi, namun guru mapel belum juga masuk. Reyhana yang memang tidak pernah memiliki semangat hidup jika di kelas menenggelamkan wajahnya pada kedua tangannya di atas meja.
Ningning, teman sebangkunya yang berdarah cindo itu sudah angkat tangan memberi semangat pada teman sebangkunya yang selalu tak memiliki semangat hidup.
Tiba-tiba dua guru BK dan wali kelasnya masuk ke dalam kelas, satu kelas kaget. Apakah mereka membuat kesalahan? Pikir mereka, di sini Ningning yang lebih kaget. Gadis bermata kucing itu membangunkan Reyhana dengan mendorong-dorong tubuh Reyhana.
"Kamu bikin masalah lagi ya?" Reyhana yang baru bangun langsung disuguhi pertanyaan membingungkan dari Ningning.
"Hemm?" Reyhana mengguap sangat lebar tanpa menutup mulutnya dengan tangan. Untung saja mereka duduk di pojok paling belakang, jadi tidak ada yang memperlihatkan mereka.
Ningning menunjuk pada dua guru BK dan wali kelasnya yang ada di depan. Reyhana mengerutkan dahinya, gadis berambut pendek itu mengangkat bahunya tanda tak tahu ada apa. Ningning bernapas lega.
"Tak kira kamu bikin ulah," ucap Ningning dengan logat cici-cici Surabaya.
"Yee, enak aja. Su'udzon mulu lo sama gue nangning," Reyhana bertingkah seolah-olah hendak menoyor Ningning.
"Semuanya tolong diperhatikan, khusunya pojok belakang," Reyhana dan Ningning langsung berhenti bercanda, dan diam mengahadap depan setelah merasa jika pandangan orang-orang tertuju pada mereka berdua.
Wali kelas dan dua guru BK tadi menjelaskan niat mereka datang, jika biasanya mereka datang karena satu kelas membuat masalah, sekarang tidak. Mereka datang karena akan mendata siapa saja siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ketika guru-guru masih bertanya pada absen atas, Ningning dan Reyhana yang absennya termasuk bawah memutuskan untuk mengobrol serius. Jika biasanya mereka tidak pernah mengobrol serius karena lebih banyak ribut, kali ini berbeda.
Ningning bertanya pada Reyhana, gadis berambut pendek itu menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari-jarinya.
"Aku masih bingung, Rey."
"Lo mah enak Ning, bingu-bingung gitu tapi otak lo encer, misal kagak lulus snbp bisa ikut snbt. Lah gua, dua-duanya kagak bisa diandelin, nilai yang A cuman beberapa di rapot, ikut utbk juga kayaknya sia-sia aja," Reyhana mengembuskan napas panjang.
"Kamu mah belum perang udah nyerah aja, cemen," kesal Ningning.
"Pojok belakang, sini maju gantiin kita guru-guru ngomong," ucap salah satu guru BK di sana dengan nada tinggi.
"Lo sih/kamu sih," mereka berdua langsung diam, namun kaki mereka saling senggol-senggolan.
(Ningning)
***
"Rachel, Lo dipanggil kepala sekolah kita yang baru," ucap ketua kelas yang baru masuk.
Rachel yang tadinya sedang asik menggosip dengan para manusia lambe turah di kelas bingung, dipanggil kepala sekolah? Perasaan Rachel tidak membuat masalah, apalagi dengan kepala sekolah baru itu.
"Lo bohong ya," ketua kelas yang memiliki nama Arthur itu mendengus.
"Serah lo, tadi gue baru aja dari kantor buat ngumpulin data kita yang mau kuliah, terus gue dihampiri sama kepala sekolah kita," Rachel hanya ber-oh saja. Gadis itu langsung melengos pergi.
"Tunggu," Rachel berhenti dan menoleh kebelakang, alisnya terangkat satu seolah bertanya ada apa.
"Titip salam buat kepala sekolahnya, dia cantik kayak rose blackpink," Rachel mengatai Arthur sinting.
(Arthur)"Dasar cowok," gumam Rachel. Saat baru berjalan beberapa langkah dari kelas, tiba-tiba ada seseorang yang menjebret tubuhnya dari belakang dengan karet. Dia menoleh. Ternyata itu Syaka.
Tapi kali ini beda, karena Rachel sedang buru-buru, jadi dia tidak marah-marah. Syaka heran karena Rachel tak membalas perbuatannya. Akhirnya cowok itu mengikuti Rachel.
Rachel merasa jika Syaka sedang mengikutinya, gadis itu berhenti mendadak yang membuat Syaka menabrak tubuhnya dari belakang.
Gadis itu langsung berbalik, dan jarak wajah mereka sangat dekat. Untungnya Rachel langsung menjauh.
"Lo ngintilin gue kan?" Kesal Rachel.
Syaka pura-pura batuk,"enak aja, orang gue mau ke ruang musik," Syaka mendorong pelan tubuh Rachel ke samping karena menghalangi jalannya.
Cowok itu berjalan seakan-akan benar menuju ke ruang musik,"betewe, ruang musik ke arah kanan pak, bukan kiri," teriak Rachel yang membuat Syaka langsung berbalik arah sambil bersiul.
Rachel geleng-geleng, ya gitu kalau nggak pernah bohong.
Syaka di mata cewek lain↓
Syaka di mata Rachel ↓
KAMU SEDANG MEMBACA
Davidson's House [END]
FanfictionMenceritakan sebuah rumah yang dihuni seorang pengusaha tampan yang sedang naik daun dan ternyata telah memiliki tiga anak kembar berwajah cantik. Rumah tak pernah sepi selama tiga remaja kembar itu ada, meskipun pria itu harus mengelus dada akan ke...