"Ayah, buruan dooong!" Teriak Reyhana tidak sabaran dari lantai bawah.
"Iya bentar, lagi nyari jam tangan," jawab David yang masih sibuk mencari jam tangan.
Rachel berkacak pinggang, ayahnya ini memang kebiasaan. Tidak mau mempersiapkannya tadi malam, kalau sudah mau berangkat baru heboh. Raya yang sudah sepuluh menitan duduk di teras depan menghela napas panjang, sepertinya ia harus turun tangan.
"Sumpah, bapak lo ribet banget sih," Reyhana melemparkan bantal sofa pada Rachel.
"Bapak Lo juga bego!"
Raya mengetuk pintu kamar sang ayah. "Ayah," panggil Raya untuk meminta izin masuk kamar.
"Masuk dek," Raya memijat pelipisnya melihat kamar sang ayah berantakan hanya untuk mencari jam tangan yang akan digunakan untuk ke acara perpisahannya nanti.
"Perasaan kemarin ayah naruh jamnya di kotak sini, tapi kok nggak ada ya," David masih mencari di kotak berukuran sedang di mana itu tempat ia menyimpan berbagai macam jam tangannya.
"Emang harus banget pakai jam itu ya yah?" David terdiam mendengar pertanyaan Raya.
"Emm, gimana ya. Masalahnya itu jam yang dibeliin bunda kamu buat couplelan di acara wisuda kalian, nanti kalau ayah nggak pakai itu pasti bunda kamu marah," setelah mengucapkan itu David kembali sibuk mencari lagi. Raya terheran-heran, perasaan selama ini ayahnya tidak pernah takut dengan siapapun yang ia temui.
Tapi kenapa dengan bundanya sangat takut, apa jangan-jangan ayahnya ini tipe suami takut istri. Di bawah, ponsel Reyhana berdering sangat keras membuat Rachel yang awalnya sedang memakai eyeliner tercoreng.
"Reyhanaaaa!"
"Apasih!"
"Hp Lo noh," Reyhana tertawa kencang melihat Rachel.
"Nggak usah ketawa Lo, buruan angkat," Reyhana berjalan mengambil ponselnya. Ternyata itu sang bunda.
"Hallo—"
"Ini pada di mana sih, udah mau jam sembilan kok belum datang-datang, terus ayah kamu kenapa hpnya nggak aktif?" Reyhana menjauhkan ponselnya dari telinga, sangat nyaring suara bundanya, sama seperti Raya kalau lagi ngomel.
"Lagi nyari jam tangan katanya."
"Jam tangan apaan? Orang jam tangan yang mau dipakai nanti ketinggalan di rumah bunda."
***
"Kok jam tangan ayah bisa ketinggalan di rumah bunda?" Rachel langsung memberikan serangan pada ayah dan bundanya ketika mereka sudah di mobil.
Rossa dan David saling lirik untuk memutuskan siapa yang akan menjawab. "Hayoo habis ngapain aja?" Goda Reyhana yang membuat gelak tawa Raya dan Rachel. Pipi Rossa merah.
"Enggak kok, nggak ngapa-ngapain. Kemarin pas ayah nganterin kue buatan kalian ke bunda, ayah mampir sholat Maghrib sekalian di sana, eh ketinggalan deh jamnya," ucap David jujur.
Raya menyipitkan matanya pada David. "Cius?"
"Ho'oh."
"Oke, percaya."
"Elah, nggak asik, nggak ada keributan—"
Plakk
Reyhana langsung terdiam sambil memegang pipinya, Raya tersenyum puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Davidson's House [END]
FanfictionMenceritakan sebuah rumah yang dihuni seorang pengusaha tampan yang sedang naik daun dan ternyata telah memiliki tiga anak kembar berwajah cantik. Rumah tak pernah sepi selama tiga remaja kembar itu ada, meskipun pria itu harus mengelus dada akan ke...