21#Best Ayah

857 101 15
                                    

Siang ini kantor David sudah diserbu oleh tiga kecebongnya. Sejak kedatangan mereka David masih sibuk duduk di depan layar laptopnya tak menghiraukan keberadaan makhluk di depannya yang sudah kesana kemari.

Di depan keluarganya sendiri Reyhana tetaplah terlihat seperti bocah nakal yang membuat mereka ingin sekali memasukkan Reyhana ke kandang singa. Namun, berbeda jika di luar, orang-orang mengira Reyhana adalah sosok gadis tomboi yang tak banyak bicara dan kalem.

Seperti sekarang contohnya, dia melompat-lompat di atas sofa ruangan David. Sudah beberapa kali Raya menyuruhnya untuk diam dan duduk dengan baik. Namun mau dia berteriak sampai suaranya habis, tidak akan didengar oleh Reyhana jika tidak David sendiri yang turun tangan. David membiarkan karena dia sedang fokus dengan pekerjaannya yang benar-benar penting, karena itu menyangkut hidupnya dan para pegawai.

"Bener-bener sinting lo ya, Rey. Turun nggak?!"

"Nyenyenyenye," Reyhana tetap melompat-lompat dengan tangan menutup kedua telinganya dan lidah yang dijulurkan ke arah Raya.

Raya mendengus, dia kembali membuka ponselnya. Tiba-tiba sebuah ide jahil terlintas, gadis itu diam-diam merekam aksi Reyhana. Kelemahan Reyhana selain pada David juga pada kamera. Reyhana sangat menjunjung tinggi image swagg -nya.

Reyhana sadar jika dirinya tengah direkam, dia langsung turun dan hendak merampas ponsel milik Raya. Untungnya Raya sudah tahu dan buru-buru berlari menghindari Reyhana yang mengejarnya.

Akhirnya dua gadis itu kejar-kejaran layaknya Tom dan Jerry di kantor David, para pegawai sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Di tempat lain, Rachel sudah sibuk membuat video TikTok bersama beberapa pegawai yang satu frekuensi dengannya.

"Jelek mbak yang itu, ulang aja yuk," ucap salah satu pegawai pada Rachel. Seakrab itu memang hubungan Rachel dan para pegawai di sini. Rachel mengangguk.

"Okeh," akhirnya mereka kembali mengambil video.

Lukas yang sejak tadi hanya diam memperhatikan dua anak bos-nya yang sedang kejar-kejaran di ruangan pribadinya hanya bisa mengelus dada. Terkadang dia bingung, bukankah mereka remaja yang akan menginjak dewasa. Tetapi kenapa tingkah mereka seperti anak-anak SD.

"Abang, tangkepin Raya," teriak Reyhana.

"Jangan bang."

Reyhana mengambil ancang-ancang untuk menangkap Raya yang berdiri di belakang Lukas.

"Satu, dua, tiga..." Reyhana berlari dengan kekuatan tornado ke arah Raya. Namun gadis itu sudah lebih dulu menghindar, sehingga bukannya menangkap Raya, Reyhana malah menabrak Lukas yang duduk di atas kursi kerjanya.

Mereka berdua jatuh ke belakang, dengan Lukas yang di bawah, dan Reyhana yang menindih Lukas. Lukas hanya bisa diam di posisi itu, tubuhnya terasa sakit, tapi mulutnya sudah lelah mengucapkan sepatah kata pun.

🪲🪲🪲

Setelah membuat kerusuhan di kantor ini, akhirnya mereka sudah merasa lelah dan berakhir terlelap di ruangan sang ayah lagi. David yang sudah selesai dengan pekerjaannya menatap ketiga putrinya yang terlihat lelah dari raut wajahnya saat tidur itu tersenyum.

Perlu kalian ketahui, David tak pernah menggubris ucapan orang-orang yang menyebut anak-anaknya petakilan karena faktor hidup hanya dengan seorang ayah, ataupun mereka yang mengejek salah satu anaknya karena suka membuat onar yang katanya orang-orang "bikin malu saja". Bagi David, mereka adalah harta sekaligus rahasia terbesarnya untuk tetap hidup sampai sekarang di dunia yang jahat ini.

Reyhana terbangun dan tak sengaja melihat sang ayah yang menatap ke arahnya dan saudaranya yang masih terlelap di sofa.

"Jangan ngelamun yah, kata pak satpam setan di sini serem-serem," David langsung tersadar dan kembali memasang wajah datarnya.

"Gimana tidurnya? Nyenyak?" Reyhana mengangguk sambil menguap. Beberapa detik kemudian Rachel juga ikut bangun karena merasa tidurnya terganggu.

Reyhana dan Rachel duduk dengan tatapan kosong karena sedang mengumpulkan nyawa, pintu ruangan David terbuka yang muncul Lukas yang datang sambil membawa beberapa bungkus lontong sayur depan kantor yang terkenal enak.

"Saatnya makan," teriak Lukas.

"Hussst," Lukas menutup mulutnya saat David menunjuk Raya yang masih tidur.

Kedua mata Reyhana dan Rachel langsung terpancar cerah kala melihat beberapa bungkus lontong yang ada di atas meja, mereke buru-buru mendekat ke arah meja.

"Kalau lihat makanan gini aja langsung melek," ketua Lukas.

Setelah David membantu Lukas menyiapkan beberapa piring untuk mereka menyantap lontong tadi, akhirnya mereka duduk melingkar di bawah sambil memakan lontong sayur yang Lukas beli tadi.

Hening, hanya suara sendok yang bertabrakan dengan piring yang menghiasi keheningan ini. Raya terbangun karena mendengar orang menggigit kerupuk, yang ia lihat pertama saat duduk adalah ayah, kedua saudaranya dan sekertaris sang ayah tengah menikmati makanan bersama tanpa dirinya.

"Iiiihhh, kok ditinggal," rengek Raya yang langsung mengeluarkan air mata. Memang seperti itulah Raya, terkadang jika sedang kesal sifat manjanya keluar, Reyhana Rachel dan Lukas yang melihat itu hanya bisa melongo.

David langsung berdiri menghampiri anak bungsunya dan menggendongnya untuk bergabung bersama yang lain. Raya duduk di pangkuan sang ayah dan disuapi lontong oleh sang ayah layaknya anak kecil.

David sudah tahu betul bagaimana cara memperlakukan anak-anaknya ketika sedang merajuk, bahkan Lukas sampai salut pada David yang dapat berperan sebagai ayah, ibu sekaligus teman untuk anak-anaknya.

Ketika mereka sudah kembali sibuk dengan makanan mereka, tiba-tiba ucapan Raya membuat mereka berhenti dari kegiatannya.

"Ayah kapan nikah lagi?"

Davidson's House [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang