30#LukasLabil

516 73 4
                                    

Malam ini, setelah mendapatkan kabar dari Mimi Yuni, bahwa Lukas sudah mengurungkan dirinya di kamar sejak pulang dari kantor tadi. Reyhana yang paling heboh mengajak sang ayah untuk ke sana.

Katanya sih takut abang tiangnya ngelakuin hal yang aneh-aneh, David sempat tak percaya, tadi siang ia pikir Lukas hanya bercanda, makanya tak ia tanggapi dengan serius. Ternyata sampai membuat anak itu galau seperti anak SMA yang baru putus cinta.

"Ayo, yah, siapa tahu bang Lukas udah persiapan buat bundir."

"Hus! Mulutnya ye, hobi banget ngadi-ngadi," kesal Raya sembari sibuk mondar-mandir untuk mencari keberadaan sendal pink-nya yang kemarin habis dipakai Reyhana untuk bermain latto-latto di rumah pak RT bersama para bocil.

"Yaudah, makanya pada buruan! Astaghfirullah, ayah ini ngapain sih?!" Reyhana heran melihat David yang sibuk mengobrak-abrik bantal sofa.

"Ini Lo kak, ayah lupa naro kunci mobil," David masih sibuk mencari kuncinya.

Lalu Rachel yang sibuk berdandan padahal mereka hanya mau menjenguk keadaan Lukas saja.

"Ancrit, Chel. Kita ini mau ngecek keadaannya bang Lukas, bukan mau kondangan, ngapain ente pakai makeup sampe dua senti begitu?" Rachel tak menanggapi, ia masih sibuk membuat alis.

Di sini hanya Reyhana yang sudah siap, yang lain masih sibuk. Gadis itu duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya dengan menatap malas orang-orang yang tak kunjung siap.

Akhirnya setelah menunggu hampir satu jam, sampai Reyhana hampir ketiduran jika tidak dibangunkan David. Mereka pergi menuju kediaman Admaja, sesampainya di sana, mereka benar-benar tidak menyangka dengan sikap Lukas yang persis seperti remaja labil yang baru putus cinta.

Pintu kamar Lukas terkunci, tak ada yang bisa masuk. Dari dalam seperti tak ada tanda-tanda kehidupan, David sejak tadi berusaha mendobrak pintu kamar Lukas namun sepertinya hanya sia-sia saja. Sebab pintu kamar Lukas dibuat khusus anti maling, di mana jika didobrak ataupun dicongkel akan sia-sia saja.

Reyhana baru ingat, jika di kamar Lukas ada jendela yang menghadap langsung ke balkon. Awalnya David, Admaja, dan Yunita tak menyetujui ide Reyhana yang hendak naik ke balkon menggunakan tangga lipat yang ada di bawah.

Namun Reyhana tak menyerah, ia berusaha meyakinkan dengan mengatakan berbagai rangkaian kata tentang Lukas yang akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya ia berhasil membuat para orangtuanya memperbolehkannya.

Raya dan Rachel hanya memperhatikan saudarinya yang akan beraksi, untuk kali ini mereka percaya pada Reyhana. Meskipun terkadang otak gadis itu tidak waras, namun jika menyangkut hal seperti ini Reyhana jagonya.

Reyhana naik ke balkon dengan David yang memegangi erat tangga lipat yang dinaiki Reyhana. Akhirnya gadis itu berhasil sampai di atas, dia mengetuk-ngetuk jendela kaca Lukas. Masih tak ada sautan, Reyhana menghela napas panjang, bener-bener kayak anak yang puber.

"Abaaangg!! Ini Rey, bukain dong, dingin nih di luar," teriak Reyhana.

Lukas yang awalnya menenggelamkan wajahnya di batal, terbangun kaget mendengar suara yang sangat tak asing. Dia berjalan dengan sangat pelan menuju jendela kamarnya, untuk jaga-jaga ia membawa tongkat bisbol-nya. Takut saja jika itu hantu rumahnya yang dulu berhasil keluarganya usir.

Tapi kenapa suaranya mirip dengan salah satu adiknya ya, pikir Lukas. Saat ia membuka korden, alangkah terkejutnya ia melihat wajah Reyhana yang menempel pada kaca jendelanya.

"Jambu!" Umpat Lukas reflek.

"Bego Lo bang, masak gitu aja langsung nyerah. Yang lakik dong," kesal Reyhana setelah mendengar cerita dari Lukas.

Lukas menoyor pelan kepala Reyhana,"Gue lebih tua dari Lo ya cil, enak aja ngatain gue bego."

"Lah, jangan senioritas dong. Gini deh, gimana kalau gue kenalin temen-temen gue yang badannya semok-semok?" Lukas menatap Reyhana bingung.

"Hah?"

"Huft, selera lo yang kek gitu kan? Kayak mbak Vivi, dia kan semok, jadi pasti tipe Lo yang kek begitu semua, gue punya banyak nih yang badannya kek begitu, Lo pilih aja, mulai dari yang masih perawan sampai janda pun ada," ucap Reyhana dengan wajah serius.

Lukas langsung menoyor kepala gadis kecil depannya.

"Bocah sinting."

Meskipun sinting-sinting begitu, setidaknya Reyhana berhasil membawa Lukas keluar dari kamar. Admaja, David, Yunita, dan kedua saudara kembarnya bernapas lega melihat Lukas keluar dengan keadaan baik-baik saja.

Akhirnya setelah mendapatkan berbagai macam masukan dari orangtuanya dan David, Lukas bisa sedikit tenang. Mungkin besok ia akan datang ke rumah Vivi untuk meminta penjelasan pada ayah sang kekasih.

 Mungkin besok ia akan datang ke rumah Vivi untuk meminta penjelasan pada ayah sang kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Davidson's House [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang