"Changbin aku serius, tolak klien mu kali ini." Entah untuk keberapa kali Eric mengatakan hal ini pada Changbin.
Changbin mendengus. "Kau mulai membuatku kesal, Eric. Kau tidak memberikan alasan yang cukup kuat untukku menyanggupi permintanmu itu."
Eric meraup wajahnya dengan gusar. "Aku tidak bisa mengatakannya padamu! Tapi sungguh, kau harus menurutiku kali ini."
"Tidak. Sebaiknya kau urus urusanmu sendiri." Changbin beranjak dari dapur kantor itu dan meninggalkan Eric yang terlihat frustasi.
"Fine, yang jelas aku sudah mengingatkannya. Selebihnya aku tidak peduli. Selama aku tidak berurusan dengannya maka itu bukan urusanku." Monolog Eric.
*
*
*Yeji duduk diam di kursinya, ruangan luas itu hanya diisi oleh dirinya sendiri sekarang. Haknyeon dan Somi sedang ada sidang, sedangkan Sunwoo entah kemana, dia tidak tahu.
Dipikirannya masih seputar pesidangan kemarin. Meski nyaris kalah saat Minho yang menjadi pengacara, namun jalannya sidang terlalu mulus saat Sunwoo mengambil alih. Dia senang, jujur saja. Satu orang mendapatkan keadilan dan bukan hanya satu orang setelah Sunwoo menyebutkan tuntutannya, semuanya juga pasti lega. Namun sekali lagi, ini terlalu mulus!
"Kau akan cepat tua bila terus menekuk keningmu seperti itu."
Yeji langsung menoleh dan mendapati Soobin berdiri bersandar di pintu masih dengan seragamnya. "Sejak kapan kau disana?"
Soobin mengendikan bahunya dan mendekat, ia duduk di sebrang meja Yeji. "Lima menit yang lalu mumgkin. Kau terlalu fokus berpikir."
"Aku hanya merasa aneh dengan sidang kemarin."
"Dimana letak anehnya? Semua berjalan lancar bukan?"
"Itu terlalu lancar, Choi."
"Kau yang aneh Nona, bukannya kau seharusnya senang karena rekanmu memenangkan sidang?"
Yeji merauh wajahnya kasar. "Entahlah, mungkin aku yang terlalu berprasangka buruk. Dan apa yang membawamu kemari?"
Soobin mengeluarkan amplop berlogo pengadilan dan menyerahkannya pada Yeji. "Untuk Sunwoo, sepertinya jadwal persidangan sudah keluar."
Yeji membelalakan matanya. "Secepat itu?!"
Soobin mengangguk. "Pengadilan tidak mungkin menunda lama mengingat seberapa gilanya tuntutan yang dilayangkan Sunwoo beserta bukti yang mendukung, bahkan bisa saja Tuan Kim dijatuhi hukuman mati. Kau tahu? Bahkan istrinya sendiri menolak untuk memberikan kesaksian saat kami mengunjungi kediaman mereka."
Yeji menyengit. "Kenapa?"
Soobin mengendikan bahu. "Entahlah, tapi dari raut wajahnya seperti ada kepuasan disana."
"Maksudmu Nyonya Kim tidak menginginkan kebebasan suaminya."
"Tidak ada yang tahu, namun aku juga mengiranya begitu."
*
*
*Saat jam kerja sudah selesai, Minho keluar dari ruangannya dan berjalan menuju ruangan para Jaksa. Tidak terlalu jauh, hanya perlu melawati sebuah lorong saja.
Saat sampai, Minho langsung masuk tanpa mengetuk dan hanya mendapati dua orang disana. Yeji dan Somi. "Kemana yang lainnya?"
"Haknyeon langsung pulang setelah sidang, sedangkan Sunwoo entah kemana. Dia hanya terlihat tadi pagi saja." Somi menjawab sambil membereskan barangnya.
"Ada apa?" Tanya Yeji seraya menyampirkan tas selempangnya.
"Aku berencana mengajak kalian makan malam untuk merayakan kemenangan yang kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER
RandomJudul sebelumnya : Bad genius Darah mafia mengalir murni ditubuhnya, namun dirinya juga salah satu aset negara. Keturunan darah murni familia ternama, dididik layaknya hewan buas. Tidak sembarang hal bisa menyentuhnya, musuh dari semua musuh, namun...