Changbin mengedarai mobilnya dengan tenang, dia harus pulang untuk mengambil dokumen yang ketinggalan. Dan jujur perkataan Eric masih berputar dikepalanya, saat dia bertanya tentang siapa Sunwoo, Eric tersenyum janggal.
"Kau tahu Seo? Ada beberapa hal di dunia ini yang akan lebih baik jika tidak diketahui. Salah satunya tentang Sunwoo."
"Sejak awal kau melihatnya di situs Tuseoggi, kau terus bersikap aneh jika bersangkutan dengannya."
Lagi-lagi Eric tersenyum janggal. "Jika aku diharuskan untuk memilih berurusan dengannya atau mati, maka aku akan memilih mati. Bisa diibaratkan dia itu musuhnya para musuh. Tak ada satupun yang bisa lepas dari jeratannya, kau cukup beruntung karena dia tidak memperpanjang urusan persidangan kemarin."
Changbin memukul setir nya pelan. "Siapa dia? Apa yang aku lewatkan?" Dia menginjak rem nya saat memasuki basemen apartemennya.
Keluar dari mobil dan tak lupa menguncinya sebelum kemudian berjalan masuk, apartemennya ada di lantai lima gedung ini. Salah satu jenis hunian elit yang ada di jantung kota Korea ini.
"Changbin-ssi."
Changbin menoleh, seseorang dari keaman gedung ini menghampirinya. "Ya?"
Sosok paruh baya itu menyerahkan kotak yang cukup besar. "Ada paket untuk anda, kurir mengantarmya sampai pos keamanan tadi."
Changbin menyerngit namun tetap menerima kotak itu. "Terima kasih." Dia membungkuk sejenak sebelum kemudian melanjutkan langkahnya.
Masih dengan wajah bingungnya, Changbin membawa kotak tersebut masuk. Dia tidak memesan apapun secara online minggu ini, namun ia merasa bahwa ia harus menerima paket tersebut.
Dengan cepat ia mengambil cutter dan membuka box tersebut, yang ia lihat pertama kali adalah sebuah hoodie. Mengangkat hoodie tersebut dan dia menemukan sebuah celana. "Wait." Dia melebarkan celana tersebut, cepana joger. "No." Dia meraih barang lainnya, ada sepatu boots, topi dan pisau lipat dalam plastik ziplock. Masih ada noda daha disana. "Fuck!"
Changbi langsung mengambil poselnya dan menghubungi seseorang. "Ya Hwang, kau bersama Sunwoo sekarang?" Dia menghubungi Yeji.
"Ada apa memangnya?"
"Aku harus bicara dengannya."
*
*
*Sunwoo mengangkat dagunya saat Yeji yang tengah menerima telpon menoleh kearahnya.
Yeji menutup speaker ponselnya dengan tangan. "Changbin ingin bicara dengan mu."
Sunwoo langsung bangkit dari duduknya dan berjalan kearah meja Yeji, ia menengadahkan tangannya dan tersenyum simpul saat Yeji memberikan ponselnya. "Ya Changbin-ssi? Ada yang bisa aku bantu?"
"Bisa kau datang ke tempat ku? Akan aku kirimkan alamatnya."
Sunwoo menyerngit. "Baiklah, aku akan mengirim nomor ku, dan kirimkan saja alamat mu kesana."
"Oke."
Sunwoo mematikan sambungannya dan memberikan nomornya pada Changbin.
"Mau apa dia?" Tanya Yeji.
"Mendatangi tempatnya."
Grep!
Tiba-tiba Yeji mencengkram lengan Sunwoo. "Don't do that!"
Sunwoo tersenyum simpul. "Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi jika tidak pergi bukan? Tidak akan terjadi apa-apa."
"Kau belum tahu bagaimana dia, Kim."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER
RandomJudul sebelumnya : Bad genius Darah mafia mengalir murni ditubuhnya, namun dirinya juga salah satu aset negara. Keturunan darah murni familia ternama, dididik layaknya hewan buas. Tidak sembarang hal bisa menyentuhnya, musuh dari semua musuh, namun...