22. Big move

442 57 15
                                    

Fyuuuh

Asap tebal rokok menyembur dari mulutnya. Ini masih malam yang sama, Sunwoo keluar dari kamarnya menuju kamar Haechan setelah memastikan Yeji tertidur lelap. Sang pemilik kamar belum pulang meskipun waktu menunjukan pukul dua dini hari, yeahh, Haechan dan jam malam nya.

Menegak gelas berisi wishki sebelum kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang, Hyunjin.

Tak!

Gelas kaca itu ia letakan sedikit kasar keatas meja yang berada di balkon kamar kembarannya itu. "Hallo."

"What?"

Mendengar reaksi disebrang sana, Sunwoo yakin bahwa Hyunjin belum tidur. "Dia menyerahkan dirinya pada ku."

"Say it again?!" Nada Hyunjin naik.

Sunwoo tersenyum miring. "Your twins is mine right now, Hwang."

"KIM!"

"Masih ingin bersembunyi disaat saudari mu berusaha mati-matian untuk mu? Bahkan dia menjaminkan dirinya sendiri, kau tahu apa yang dia katakan saat aku mengatakan risiko terburuk? Jika memang itu bisa membuat para korban mendapat keadilan, maka tak apa. Setidaknya aku bisa bertemu dengannya dengan hati bahagia. Dia bahkan tidak peduli dengan nyawanya, untuk siapa? Dirimu."

"Urusan ini hanya tentang kita berdua! Kau menyanggupinya untuk berbalas budi!"

"Tapi sayangnya keadaan membuat Yeji ikut terlibat, dia yang paling ambisius disini. Bahkan Yeji dan Riki bertengkar tadi hanya karena Riki memintanya untuk berhenti, tapi jelas Yeji menolak karena dia belum bisa mendapatkan keadilan untuk mu!" Sunwoo diam sejenak untuk menunggu reaksi Hyunjin, namun tak ada jawaban diujung sana. "Pikirkan baik-baik, temui dia dan beritahu sendiri atau dia tahu dari orang lain. Datang kealamat yang aku kirim, waktu mu hanya sampai besok malam." Sunwoo memutus panggilannya sepihak.

Sunwoo tahu dirinya keterlaluan, tapi ini lebih baik karena keadaan masih normal dan dalam jangkauannnya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika Yeji tahu tentang kembarannya saat keadaan sedang kacau.

*
*
*

PRAK!

Hyunjin melempar ponselnya begitu saja, kedua tangannya meremat rambutnya sendiri. '"ARRRGHH!"

Situasi berubah kacau, ini belum saatnya dia menunjukan diri dihadapan keluarganya namun Sunwoo tak memberinya pilihan. Dia jelas tahu dengan siapa dirinya berurusan, jika dia salah mengambil langkah maka Yeji taruhannya.

Yeji menyerahkan diri, dan Sunwoo mengakuinya. Dalam artian jika kasus ini selesai pun, dia tidak bisa mengambil kembali Yeji dari Sunwoo. Salah satu syarat mutlak dan tertulis dengan jelas di silsilah keluarga Emilio, Miliknya tetap miliknya.

Bruk!

Hyunjin jatuh terduduk di lantai samping tempat tidurnya, air matanya luruh. "Jika tahu akan seperti ini, lebih baik tidak meminta bantuannya sama sekali. Sorry, Yei-ah."

Menjadi milik salah seorang Emilio bukanlah hal yang mudah, meskipun terdengar sangat menggiurkan di beberapa telinga. Namun disatu sisi mereka juga harus siap dengan situasi terburuk, keluarga Emilio bukan keluarga sembarangan.

*
*
*

Pagi menjelang, Yeji bangun lebih dulu dan mendapati Sunwoo masih terlelap dengan keadaan tengkurap disampingnya. Lagi-lagi pandangannya jatuh pada semua ukiran tatto yang tidak tertutupi oleh selimut. Tangannya terulur untuk menyentuh tatto yang berada di tulang selangka lelaki tersebut, tatto yang bertuliskan Dharm Kim dengan huruf gotik. Nama lainnya Sunwoo kah?

UNDERCOVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang