Kampanye terakhir sebelum memasuki masa tenang jatuh pada hari ini, semua Partai mengerahkan semua usaha mereka untuk hari ini. Hwasal memilih untuk mengadakan bakti sosial bersama di kawasan pesisir pantai Busan.
Acara mereka dimulai dari pagi hingga sekarang menjelang sore, Jibin memilih untuk rehat sejenak dengan duduk di salah satu batu disana.
"Paman lihat!"
Jibin menoleh dan melihat seorang anak kecil menyodorkan sebuah cangkang kerang padanya, dia tersenyum dan mengambil cangkang kerang tersebut. "Untuk paman?"
Bocah itu mengangguk. "Aku mendapatkannya dari balik batu, itu sedikit sulit. Namun kerangnya terlihat cantik."
Jibin terkekeh pelan seraya meraih anak itu untuk duduk dipangkuannya. "Apa kau terluka hm?" Dia melihat kedua tangan anak itu, dan ada goresan merah disana. "Ini perih?"
Anak itu menggeleng seraya ikut melihat kedua tangannya. "Ibu ku lebih sering mendapatkannya dari Ayah."
Pandangan Jibin berubah. "Siapa namamu hm?"
Anak itu menatap Jibin. "Park Seoyi, tapi Ibu lebih sering memanggil ku Kim Seoyi."
Jibin tersenyum seraya mengelus kepala Seoyi. "Kau jagoan tangguh." Disaat yang bersamaan, matanya mencari intensitas seseorang, dia berkedip dua kali pada orangnya seraya melirik kearah Seoyi.
Seseorang dengan nametag Kim Hongjoong tersebut berjalan mendekat kearah Jibin. "Hey jagoan." Dia jongkok dihadapan Jibin. "Ingin es krim?" Dia merentangkan kedua tangannya.
Seoyi mengangguk antusias meraya meraih uluran tangan Hongjoong. "Tentu."
Hongjoong terkekeh pelan seraya menggengdong Seoyi, sebelum kemudian menatap Jibin.
"Abusif." Jibin berbicara tanpa suara.
Hongjoong mengangguk dan berjalan pergi dari sana.
Jibin langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang. "Joe." Panggilnya saat sambungan terhubung.
"Hm?"
"Ada rekanmu yang sedang lenggang?"
"Kenapa memangnya?"
"Aku membutuhkan Jaksa atau Pengacara untuk menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga."
"Kasus siapa?"
"Ada anak yang datang padaku, tangannya tergores oleh karang namun dia mengatakan Ibunya lebih sering mendapatkannya dari Ayah. Kau bisa mengulik lebih banyak dari Hongjoong."
"Noted."
Sambungan terputus. Jibin melihat sekeliling, banyak orang yang hadir. Dari berbagai macam kalangan, baik itu yang memang ingin ikut serta, ataupun yang hanya menjilat semata.
*
*
*Sunwoo keluar dari ruangannya setelah mencatat poin dari Jibin, dia harus menunggu laporan dari Hongjoong sebelum memutuskan kepada siapa kasus ini akan diserahkan.
Dia tersenyum kearah Yeji yang sedang duduk di sofa ruang tengah. "Masih terasa sakit?" Tanyanya seraya duduk di samping Yeji.
Yeji menggeleng. "Hanya sedikit linu. Kau tidak akan ke kantor?"
Sunwoo menggeleng. "Mereka mengincarku." Dia mengambil gelas wiski dimeja dan meminum cairan keruh tersebut. "Lagi pula aku tidak memiliki kasus sekarang."
Yeji menatap Sunwoo tidak yakin. "Tidak memiliki kasus?" Dia menekan setiap katanya.
Sunwoo terkekeh pelan seraya meletakan kembali gelas tersebut. "Yeah, setidaknya sebelum seseorang menyinggung Hwasal. Aku pengangguran."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER
RandomJudul sebelumnya : Bad genius Darah mafia mengalir murni ditubuhnya, namun dirinya juga salah satu aset negara. Keturunan darah murni familia ternama, dididik layaknya hewan buas. Tidak sembarang hal bisa menyentuhnya, musuh dari semua musuh, namun...