Baca judulnya bernada wkwkwk
Yang terakhir Yeji ingat adalah saat ia keluar dari kamar mandi dan terkejut saat melihat jendela kamarnya sedikit terbuka, setelahnya semuanya gelap. Dia bahkan tidak tahu bagaimana dia di bius, dan kini dia tidak tahu berada dimana.
Duduk diatas kursi kayu dengan kaki dan tangan terikat, mulutnya tidak di bekap apapun. Namun Yeji tahu, berteriak tidak akan mengubah apapun. Jadi yang dia lakukan sekarang adalah mengedarkan pandangannya kesekeliling, sebuah ruangan yang tidak terlalu luas, sedikit remang-remang dan suara berisik dari luar.
Telinganya menangkap cukup jelas suara-suara diluar, seperti sebuah pasar atau jalanan ramai dan dia tidak menangkap bahasa Korea dari semua percakapan yang ia dengar. "China?"
Kembali mengedarkan pandangannya kesekeliling, mencari CCTV. Namun tidak ada, bangunan ini cukup kumuh melihat rembesan air di dinding pojok. Tangannya terus bergerak mencoba melepaskan ikatan tangannya, yang anehnya tidak terikat dengan kencang. Sehingga ia bisa melepasnya dengan mudah.
"Don't think everything is safe when something can be passed easily."
Perkataan Sunwoo melintas di benaknya saat ia berhasil melepasakan ikatan kakinya, dia berjalan mengelilingi ruangan itu dengan langkah sepelan mungkin.
"Remember! Mines are usually placed where they are easiest to pass." Dia mengulang kalimat yang dikatakan Sunwoo saat melihat pintu usang itu tidak tertutup rapat.
Yeji memutar langkahnya kearah jendela kayu yang berukuran sedang, mencoba mengintip situasi diluar dari celah kecil itu.
Satu hal yang bisa ia simpulkan, dia berada di bangunan yang berada di tengah pasar tradisional. Dia kembali melirik kearah pintu, hanya itu satu-satunya jalan untuk keluar. Jendelanya terlalu kecil untuk ia bisa leluar.
Menghela napas sekali sebelum kemudian mengangguk mantap. "Tidak ada jalan lain bukan?" Dia meraih kursi yang tadi ia duduki dan berjalan kearah pintu. Membukanya pelan pelan dan melihat keadaan dengan lebih jelas.
Ramai. Dia seperti dikurung di area belakang sebuah kedai terbengkalai. Ada sekitar lima belas orang dengan wajah khas eropa, dengan badan yang jauh lebih besar darinya.
Jujur nyalinya sedikit menciut, namun dia tidak bisa mundur sekarang. Menghela napas sekali lagi sebelum kemudian menarik pintu agar terbuka lebih lebar.
Sreek!
Semua mata langsung tertuju padanya, berbagai macam pandangan ia dapatkan. Dia menatap satu persatu wajah orang-orang itu, mengingat baik-baik wajah mereka.
Seseorang yang duduk paling dekat dengan pintu belakang, langsung bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat. "Wow, look at this brave one?" Dia melirik kearah kursi yang ada di tangan kiri Yeji, kemudian terkekeh pelan. "You can't get out of here with just a chair, miss."
Yeji ikut terkekeh sebelum kemudian menarik kursi itu kedepan dan duduk disana. "Who intends to leave, sir? I just wanted to join in, because I heard from inside you guys discussing exciting things."
Beberapa orang disana tertawa, merasa lucu dengan apa yang dikatakan oleh satu satunya wanita disana. Hingga satu orang lain mendekat seraya menarik kursinya, dan duduk di hadapan Yeji.
"You're quite a brave woman."
Yeji menyeringai. "Should I feel proud?"
Lelaki itu tertawa puas, bahkan sampai bertepuk tangan. "The bastard chose the perfect choice."
Yeji menaikan sebelah alisnya. "Of course. People's tastes seem to be far from people's expectations."
"Interesting." Satu orang lagi mendekat, dan berdiri disamping orang pertama. "Do you know where you are right now, and where that bastard is?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER
RandomJudul sebelumnya : Bad genius Darah mafia mengalir murni ditubuhnya, namun dirinya juga salah satu aset negara. Keturunan darah murni familia ternama, dididik layaknya hewan buas. Tidak sembarang hal bisa menyentuhnya, musuh dari semua musuh, namun...