Menjelang pagi di Korea, suasana bandara Incheon sudah sangat ramai. Pesawat dengan rute Thailand - Korea baru saja mendarat beberapa saat yang lalu, membuat pintu kedatangan sedikit sesak.
Namun diantara itu semua, ada seseorang yang melenggang dengan santainya. Dia bahkan hanya membawa ransel dengan ukuran sedang dan sebuah tas jinjing.
"I'm here."
"Come to Josh place first, i was have a little problem here."
"That's oke?"
"Yup, don't worry."
"Oke, see you there."
"Take care."
*
*
*Suhu udara benar-benar berada di titik terendah hari ini, namun itu tak membuat mereka diam ditempat. Sunwoo langsung menyeret Soobin pergi setelah masalah dengan Serim selesai, dia harus bergerak cepat.
Soobin sendiri masih mencoba untuk percaya dengan apa yang ia alami saat ini. Pasalnya tadi sekitar pukul tiga dinihari, Sunwoo mengatakan jika mereka harus menyelesaikan tentang masalah barang bukti yang hilang itu. Dan saat sampai ditempat tujuan, dia tak bisa mencerna semuanya dengan cepat.
Yang Soobin ingat hanya dia dibawa masuk kesebuah unit apartemen yang cukup elit, dan langsung disuguhi oleh sepuluh box yang ia kenal dengan betul. Saat Sunwoo membuka salah satu boxnya, Soobin berusaha untuk tidak mengumpat. Karena demi apapun! Itu adalah kumpulan berkas yang sama dengan yang telah hilang.
Keduanya langsung membedah semua berkas, bahkan hingga lantai pun sudah tak terlihat lagi.
"Kau semakin mencurigakan, Kim." Ujar Soobin ditengah kegiatannya.
Sunwoo terkekeh pelan seraya membuka berkas baru. "Menemukan clue menarik?"
Soobin mengendikan bahunya. "Kau bisa menghubungi seorang Jerry Rodriq semudah itu dan mengeluarkan kalimat perintah tanpa ragu, menghubungi seseorang dari pasar bawah seolah menghubungi seorang rekan, dan soal Joerdan. Kau mengatakan bahwa dia memiliki emblem Joerdan versi umum, sedangkan versi umum yang kau sebut itu adalah emblem resmi yang selama ini publik tahu. Kau menyelamatkan Kak Yeonjun di Macau tiga tahun yang lalu, dimana logikanya kau masih menempuh pendidikan saat itu. Kau terlalu mencolok untuk menjadi seorang Jaksa."
Sunwoo tertawa. "Tidak heran kau memiliki pangkatmu sekarang, kau cukup jeli untuk hal-hal sepele seperti ini."
Soobin mengentikan kegiatannya. "Hal sepele? Kau gila?"
"I gues."
Soobin mendengus. "Jadi, nama mana yang harus aku panggil saat kita hanya berdua seperti ini?"
Sunwoo tersenyum miring. "Formal or not?"
"Up to you."
"Just call me Sunwoo in everywhere."
"Cuz that's your Korean name, right?"
"Me in Spain is danger for who's knew about global traffic."
"I know it. Memiliki lebih dari satu identitas secara resmi, tidak semua orang bisa melakukannya. Bukan begitu Joe-ssi?"
Sunwoo kembali menyeringai. "Yeonjun tidak salah berbicara tentang mu."
Soobin mendengus. "Jika bukan karena aku tak sengaja melihat tato di pinggangmu saat kau membuka box kontainer kemarin, mungkin aku masih tak menemukan titik terang sampai sekarang."
Sunwoo mencoba mengingat memakai pakaian apa sebelum mengganti bajunya di mansion tadi. "Ah, seharusnya aku tak menggunakan t-shrit lain kali." Ujarnya seraya terkekeh pelan. Dirinya ingat hanya memakai t-shrit yang dilapisi oleh jaket bomber.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER
RandomJudul sebelumnya : Bad genius Darah mafia mengalir murni ditubuhnya, namun dirinya juga salah satu aset negara. Keturunan darah murni familia ternama, dididik layaknya hewan buas. Tidak sembarang hal bisa menyentuhnya, musuh dari semua musuh, namun...