Bodo amat! Siders? pakyu!
Sunwoo yang baru saja selesai mandi berjalan kearah dapur seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk. "Josh!" Panggilnya saat mendapati Haechan yang sedang membuat sesuatu.
"What?" Haechan menjawab tanpa menoleh.
"I need your help."
Haechan menoleh. "Come again?" Dia mengorek telinganya dengan kelingking, seolah ragu dengan apa yang dikatakan kembarannya itu.
Sunwoo merolingkan matanya seraya menyampirkan handuk di bahu telanjangnya. "Just a little help. My newest case, aku tidak bisa bertindak seperti biasa karena tidak melakukan penyelidikan sendirian."
"How with Jun or Justin?"
"Aku tidak bisa terkoneksi dengan Jun setiap saat. Dan untuk Justin, partner ku tahu tentang Justin. Jika sewaktu-waktu kami tak sengaja bertemu, maka akan repot urusannya."
Haechan mengangguk paham seraya menuangkan apa yang ia blender kedalam dua gelas. "Jadi kau butuh orang yang tidak dikenali oleh partnermu supaya jika dibeberapa situasi kita bertemu, rekan mu tidak akan curiga?" Tanyanya seraya memberikan satu gelas pada Sunwoo.
Sunwoo mengangguk seraya menerima pemberian Haechan. "Jun akan bertindak dibawah komandomu di kasus ini."
Tiba-tiba Haechan tersenyum miring. "Just Jun?"
Sunwoo mendengus. "Don't imagine too much Twinie."
Haechan langsung terbahak. "I'm not. But still, i wanna to know how the feel when i can control all of them. Like, you just say it one number, and they come to you like a puppy."
Sunwoo merolingkan matanya. "They just followed the command."
"And you are the command."
Sunwoo hanya tersenyum miring seraya mengusak rambut Jeongwoo yang sepertinya baru bangun dari tidur sorenya, dan kini malah bergelayut manja padanya. "Open your eyes little wolf." Dia mencubit gemas pipi tirus adiknya.
Jeongwoo berdengung tidak suka, dia beralih memeluk Haechan dari belakang. Mengusakan wajahnya pada punggung telanjang salah satu kakaknya itu. "Ish, aku tahu badan kalian bagus, tapi haruskah pamer setiap saat?! Aku juga ingin mengukir tubuhku seperti kalian."
"No!" Sunwoo dan Haechan membantah bersamaan.
"Ish, tidak adil." Jarinya bergerak menyusuri tato dari tulang selangka Haechan hingga pinggang belakang kakaknya itu.
"Bukankah kau juga memilikinya?" Tanya Haechan seraya menangkap jari Jeongwoo yang kini berpindah ke tengkuknya.
"Tapi hanya emblem keluarga."
Sunwoo terkekeh pelan. "It's not just, kau tidak tahu saja betapa menyeramkannya itu dimata orang yang tahu apa maknanya."
*
*
*Yeji keluar dari rumahnya saat Sunwoo menghubungi jika dirinya sudah ada di depan pagar, dirinya mendapati Sunwoo yang masih duduk diatas motornya saat membuka pagar.
"Keberatan?" Tanya Sunwoo seraya memberikan satu helm pada Yeji.
Yeji menggeleng seraya menerima helm tersebut dan memakainya. "Lagi pula lebih efisien bukan?" Dia berpegangan pada bahu Sunwoo untuk naik ke jok belakang.
"Dan juga lebih cepat." Dia menarik tangan Yeji yang bertengger dibahunya untuk dipindahkan melingkar di pinggangnya sebelum kemudian tancap gas.
Hari ini mereka memulai untuk penyelidikan ulang kasus kemarin. Langkah pertama yang mereka ambil adalah menemui kembali klien yang kemarin, mereka sudah membuat janji semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER
RandomJudul sebelumnya : Bad genius Darah mafia mengalir murni ditubuhnya, namun dirinya juga salah satu aset negara. Keturunan darah murni familia ternama, dididik layaknya hewan buas. Tidak sembarang hal bisa menyentuhnya, musuh dari semua musuh, namun...