47. Over

273 44 10
                                    

Terjadi keheningan setelah Haechan menjabarkan tuntutannya, membuat Haechan yang terbiasa dengan tanggapan cepat mendengus. Dia mengambil map yang ia letakan paling bawah.

"Jika masih ada hal yang masih harus dipertimbangkan, maka saya akan menambahkan beberapa poin untuk bahan pertimbangan para Hakim sekalian." Dia menyerahkan map itu pada mediator. "Dalam satu minggu kebelakang terjadi beberapa kejadian yang tidak bisa dikatakan ringan, salah satunya penyerangan di Tuseoggi."

"Itu diluar konteks persidangan, Jaksa Josh!" Sela Dokyeom.

"Tidak jika itu menyangkut dengan persidangan ini!" Nada Haechan naik satu oktaf. "Penyerangan itu menargetkan salah satu keluarga klien saya yang bekerja disana, Hwang Yeji. Ada oknum yang mencoba mengalihkan fokus penyelidikan Jaksa Kim, kejadian itu membuat kerugian sekitar seratus juta karena merusak banyak fasilitas."

"Lalu hubungannya dengan kasus ini dimana, Jaksa Josh? Bisa saja itu adalah pihak luar."

Nice!

Haechan tersenyum miring. "Pihak luar yang diundang lebih tepatnya." Dia menyerahkan satu map lagi. "Salah satu dari mereka berhasil ditangkap oleh kepolisian, tersangka memilih bungkam. Namun dia memiliki tato tanda pengenal organisasi mana dia bernaung, Phoenix. Komplotan Mafia besar dari Italia."

Domonitor muncul satu artikel tentang Phoenix, lengkap dengan emblem organisasinya.

Dokyeom menyeringai, dia memiliki celah. "Bukankah Phoenix itu musuh besar saudara anda? Bisa saja mereka datang karena saudara anda yang kemungkinan berada disini."

Haechan ikut tersenyum miring, dia suka umpan seperti ini.  "Tapi mereka tidak akan bisa masuk dengan mudah ke Korea, jika tidak memiliki orang dalam untuk membukakan mereka akses untuk masuk. Kenapa? Karena sejak lima tahun yang lalu, setiap negara di Asia membatasi orang-orang dengan emblem Phoenix untuk masuk. Dan itu diangka lima persen dalam satu tahun, yang dalam artian, hanya boleh lima orang dalam dua bulan. Kemarin dari data pendatang asing, tercatat dua puluh orang masuk melalui jalur udara. Itu sudah lebih dari  lima persen."

"Apakah itu memiliki arti bagi organisasi seperti itu? Bukankah semua orang juga tahu jika hal seperti itu adalah hal mudah bagi mereka."

Haechan menyerngit kemudian mengangguk. "Baiklah, anggap mereka melanggar peraturan. Namun jika seperti itu, bagaimana dengan kinerja para aparat diperbatasan? Atau orang-orang yang bekerja untuk imigrasi? Apa mereka memakan gaji buta? Mungkin ada, namun tidak semua. Karena poin yang harus ditekankan disini adalah, mereka sampai bisa membawa pesawat pribadi masuk ke Korea. Itu artinya, ada yang membuka pintu disini."

"Jaksa Josh, kami masih belum menangkap keterkaitan antara kasus ini dengan apa yang anda katakan." Ujar Hakim.

"Saya mengerti Yang Mulia, karena memang cukup jauh melenceng dari kasus ini. Namun kejadian itu masih bersangkutan karena yang mereka targetkan adalah keluarga Dokter Hwang. Saya berasumsi jika mereka datang untuk mencegah persidangan ini terlaksana, atau keluarga Dokter Hwang mencabut tuntutannya. Karena jika saat kejadian itu saudari Yeji mengalami cedera serius, keluarga Hwang akan lebih fokus padaya."

"Apa anda memiliki bukti yang cukup untuk mendukung asumsi anda?"

Haechan mengangguk dan menyerahkan satu map lainnya. "Lokasi penembakan berada di gedung kiri Tuseoggi, dimana atas nama kepemilikan itu selama tiga tahun terakhir adalah milik Pengacara Kim. Dan ada salinan dokumen dari pihak Bandara, dimana ada pihak yang menandatangani persetujuan pesawat pribadi atas sama Godrick masuk ke Bandara Internasional."

"Ada bantahan?"

"Gedung itu memang tertulis atas nama saya, namun saya tidak tahu menahu soal penyerangan itu. Saya baru mendapat laporan dari pihak pengelola gedung beberapa jam setelah kejadian. Lagi pula, gedung itu berfungsi sebagai hotel. Dimana siapa saja bisa masuk dengan leluasa tanpa membutuhkan akses izin apapun."

UNDERCOVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang