Chapter 51

1.1K 153 0
                                    

Aku menyuruh Merry untuk melakukan persiapan perlahan dan tanpa diduga itu memakan waktu satu setengah jam, itu berarti Marina sudah menunggu kurang lebih dua setengah jam.

Melihat dari sifatnya yang memiliki harga diri tinggi, ia tidak akan mau menunggu dalam waktu yang lama, namun ketika dia memiliki motif tersembunyi ia akan berusaha menahan amarah.

“Duduklah” aku yang melihat Marina ingin menyambutku, menyuruhnya untuk duduk.

“Baik yang mulia”

“Jadi untuk apa kau kemari?” untuk saat ini, aku tidak suka basa basi.

“Saya benar benar minta maaf Yang Mulia”

Marina menundukkan kepalanya, berbeda dengan dirinya tempo hari sekarang ia menunduk begitu dalam.

“Lucu sekali, apa ada alasan mengapa aku harus memaafkanmu?”

Aku memperhatikan tingkah laku Marina, meski bibir bisa berbohong tapi perilaku tidak. Manusia cenderung memperlihatkan perubahan walau sedikit ketika ada sesuatu yang tidak ia sukai.

“Anda tidak harus memaafkan saya Yang Mulia, sudah sepantasnya saya meminta maaf jika saya salah” Marina harus memperlihatkan kesungguhannya, jadi mau tidak mau ia berlutut.

“Begitu? Kau meminta maaf dan melakukan hal yang sama, permintaan maaf mu tidak tulus” aku harus lebih memprovokasi Marina untuk melihat motif dan alasan dirinya kemari.

Bola mata Marina berpendar kesegala arah, sepertinya ia benar benar tidak tau apa kesalahannya hingga berusaha memikirkannya mati matian.

“Saya mengharapkan kemurahan hati anda Yang Mulia, saya sangat memikirkan kesalahan saya kemarin hingga melupakan hal terpenting seperti surat. Saya mohon.”

Marina berlutut hingga wajahnya akan mengenai lantai.

Mungkin aku hanya terlalu berprasangka padanya.

“Cukup, duduklah” aku tidak nyaman melihat seseorang berlutut terlalu lama di depanku.

“Terimakasih banyak Yang Mulia, Terimakasih”

Wanita pirang didepanku ini membungkukkan badannya berulang kali.

“Ya” karena aku merasa urusannya disini sudah selesai aku pergi.

“Yang Mulia”

Sebelum aku melangkah menuju pintu, Marina memanggilku dan aku berhenti.

“Bisakah saya mengirim Yang Mulia hadiah? Saya sangat berterimakasih”
Kenapa tiba tiba hadiah?

Aku mendekatkan diriku dan berbisik “Pemeriksaan hadiah di kediaman Marquess sangat ketat, jadi jangan main main”

“Tentu saja kau boleh mengirimnya” setelah berbisik, aku berkata dengan keras agar pelayan pun bisa mendengarnya.

“Ya, Terimakasih Yang Mulia” Marina tersenyum.

Aku kembali ke kamar, Marina Anozie. Semakin lama karakter yang tidak ada di dalam buku semakin bermunculan membuatku tidak tau apakah mereka baik atau buruk, harus aku hindari atau harus aku jadikan teman.

‘Haahhh, semuanya jadi terasa merepotkan’ aku berbaring dan menutup mataku dengan lengan kanan.

“Sudah lama aku tidak bertemu Yang Mulia Eilaria, di mana dirinya?”

Hal yang baru aku sadari, aku tidak pernah mencari Eilaria. Ia datang ketika aku membutuhkannya, tapi sekarang kenapa ia tidak datang? Apa menurutnya perasaan resah pada Marina sepele dan tidak ada yang harus ditakuti?

Ah, aku harus mempersiapkan laporan kesehatan!

Aku akhirnya bangkit dan pergi ke perpustakaan.

Perpustakaan pribadi membuatku nyaman dan membantuku berfikir lebih jernih, tentu saja nuansanya tidak sesuram ketika pertama kali aku datang. Aku mendekorasi ulang meninggalkan keaslian ruangan, aku hanya menambah beberapa tanaman dan bunga.

Be a Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang