Chapter 58

948 105 1
                                    

Ainsley terbangun karena nafas yang menggelitik di dadanya, ia melihat ke bawah. Seorang wanita bersurai biru ash sedang tidur, bulu matanya yang berwarna senada sedikit bergetar. Tidak ingin mengganggu, Ainsley hanya memainkan ujung rambut wanita ini.

Sekarang Charta miliknya, ia tidak akan pernah melepasnya. Setelah menghabiskan malam bersama, keserakahan dalam diri Ainsley muncul, tidak ada yang boleh menyentuhnya bahkan Ayah dan Kakaknya sekalipun.

Ia ingin memonopoli Charta, hanya dia yang boleh melihat senyumnya, marahnya, wajah cemberutnya, semuanya. Semua tentang Charta adalah untuknya dan miliknya.

“Eeemmm”

“Sudah bangun?”

Suara lembut yang berasal dari atas kepalaku, membuatku mendongak. Ah benar, kita sudah melakukan itu! Rasa malu yang tetiba hadir membuatku menenggelamkan kepala lebih jauh ke dada bidangnya.

“Ugh” karena perbuatanku yang tiba tiba, pinggangku terasa sakit.

“Ada apa? Sakit?” Ainsley yang melihat Charta kesakitan langsung duduk.

“Tidak terlalu”

Ainsley tau, jawaban yang Charta berikan bohong. Wajah kesakitan terlihat jelas di wajahnya, lagi pula mereka melakukannya hingga subuh.

Charta yang terbangun sekarang pun masih memiliki mata merah, menahan kantuk. Tapi bagaimana? Ainsley ingin melakukannya lagi, ia merasa tidak pernah puas berada dipelukan istrinya.

“Rina”

Ainsley memanggil namaku dengan suara rendah lembut dan mendekati bibir milikku.

“A apa?”

Jangan bilang ia ingin melakukannya lagi? aku masih kesakitan dan dia…

“Aaaahh, Ain…!” sebelum aku menyelesaikan kalimatku, bibirku dilumatnya.

Baru ketika aku berulang kali memukul dadanya, ia melepas.

“Aku mohon”

Mata Ainsley penuh permohonan, aku yang lemah dengan tatapannya tidak menjawab.

Begitulah, penyatuan di pagi hari kembali dilakukan.

Ainsley berhenti hanya ketika melihat Charta tidak bereaksi dan hari sudah siang.

“Ugh huhh, Rina Rina Charta”

Meski Ainsley sudah memanggilnya berulang kali, tidak ada jawaban, membuat Ainsley harus menjauhkan tubuh mereka.

“Kau pingsan”

Ainsley yang panik langsung membaringkan tubuh Charta. Harusnya Ainsley tau, bahwa wanita ini tidak sekuat dirinya. Harusnya ia tau hanya ketika Ainsley memegang tangan dan lengan kecilnya.

‘Lelaki bodoh!’ ia mengutuh dirinya sendiri.

Setelah membersihkan Chartarina dan memakaikan baju seadanya, ia keluar memanggil Dokter.

Aku membuka mata, merasa kesakitan diseluruh tubuh.

“Ugh” aku yang ingin bangun merasa sakit yang amat di pinggangku.

Be a Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang