Beberapa jam sebelum Asher dan Amarilys datang.
Malvynn duduk sambil mengambil cerutu besar dan menghisapnya, di depannya ada seorang lelaki yang sedang berlutut.
“Laporkan”
“Duke Chevalier meminta batuan Kesatria Kekaisaran Yang Mulia”
“Hah, HAHAHA betapa menyenangkan melihatnya sampai memanggil Kesatria, lalu bagaimana Radero?”
“Tuan Anozie dan para Kesatria sudah ada di Kediaman Yang Mulia”
“Bagus kau boleh pergi”
Malvynn beranjak tak lupa mematikan cerutu di atas asbak. Ia melangkahkan kaki menuju sebuah ruangan yang akhir akhir ini sering ia kunjungi.
Lelaki berambut biru navy membuka pintu, di atas tempat tidur terdapat seorang wanita terbaring, wanita itu tidak tidur ia hanya menatap keluar jendela.
Mata panda, kulit kusam, bibir pecah pecah, pipi yang dulu montok sekarang cekung tidak berisi. Baru sekitar seminggu Chartarina ada didalam Kediaman ini tapi wajah dan tubuhnya sudah sangat berubah sedemikian rupa.
Seringai muncul di wajah lelaki ini, keputusasaan dan kesedihan pasti menggerogoti hati wanita bernetra ungu. Awalnya Charta sangat bersemangat untuk kabur tapi sekarang, Chartarina hanya terbaring tanpa ingin melakukan apapun. Bukankah ini mengesankan seberapa drastis perubahannya?
Ada kebahagiaan di hati Malvynn, siapa yang bisa membuat wajah bahagia Chartarina menjadi seperti ini? Tentu saja hanya Malvynn seorang, perasaan spesial karena menjadikan Charta tidak berdaya menambah kadar ekstasinya.
Chartarina harus merasa bersyukur Malvynn melakukan ini padanya, tidak banyak orang yang bisa diperlakukan bagai tamu vvip dalam kesenangan dan permainan Malvynn.
“Benar, hanya aku yang bisa menyakitimu”
Malvynn kemudian mendekati meja dekat tempat tidur, menaruh bubuk putih ke dalam air minum dan mengaduknya.
“Kau pasti haus” Lelaki ini berkata sambil memberikan air minum itu pada Chartarina.
Chartarina yang sudah tidak ingin melakukan apapun hanya menerima dan meminumnya. Perlahan kesadaran wanita ini menghilang.
“Tidur dulu, aku akan kembali” Malvynn menundukkan kepalanya, mengecup kening wanita dengan mata yang sudah tertutup.
Ketika Malvynn keluar ruangan, Radero mendekat dan berbisik.
“Duke Chevalier sudah ada di gerbang Yang Mulia”
“Wow cepatnya, aku harus menyambutnya” meski seruan kekaguman itu muncul, tidak ada nada tinggi yang hanya ada nada datar, memunculkan kalimat sarkatis.
Malvynn membawa seluruh Kesatria miliknya, ia sangat membenci fakta kalau Ainsley kuat. Tidak ingin mengambil resiko, Malvynn harus membawa sebanyak mungkin personil yang akan membantunya.
Seorang lelaki bermata biru dan merah datang, kemarahan dengan jelas terpancar dari matanya yang bersinar.Seluruh kekuatan yang dimiliki menemaninya, kekuatan angin keluar dari dalam tubuhnya membuat sebuah tornado di sekitar tubuh perkasa Ainsley, membuat jubah panjangnya berkibar, baju yang ia gunakan acak acakan, jejak kakinya membuat retakan panjang di tanah, gemuruh guntur dan kilat membayangi tubuh Ainsley hanya urusan waktu sebelum petir menyambar orang yang lelaki ini inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Healer [END]
RandomAku yang memasuki dunia novel, dimana dunia itu banyak sekali kemampuan kemampuan menakjubkan Bisa berteleportasi, kekuatan mimpi, mampu mengendalikan seluruh elemen langit dan bumi, membuat orang terlena dengan nyanyian, penyembuh, pemanggil naga d...