“Tidak boleh?” aku mengerjapkan mataku berulang kali.
“Mana mungkin”
Ainsley sedikit meringkuk, membawa tubuh Chartarina dipelukannya. Aku lebih menyukai cara gendongnya sekarang yang hanya menggunakan satu tangan dan tangan satunya berada dipunggungku, dengan begitu jarak wajahku dan wajahnya lebih dekat.
Aku tertawa, merasa seperti seorang anak yang digendong ayahnya. Ainsley yang tidak tau alasanku tertawa, ikut tertawa.
Guuuaarrr
Tawa kami tidak bertahan lama, suara naga memekakan telinga.
“Aargh” aku berteriak dan mengeratkan pelukanku.
“Tidak apa, aku disini. Tidak ada yang mampu membahayakanmu” Ainsley menenangkanku sambil mengusap punggungku.
Aku kemudian mengangkat kepala dan melihat kearah kedatangan ayah. Aku yakin bahwa ayah tau aku disini, tapi meskipun begitu ia masih berjalan mendekat bersama naganya.
“Ayah, hentikan.” Aku berteriak sambil menghadapnya agar ayah mendengar.
“Kau bersama Duke jadi tidak apa apa aku mendekat” ayah tidak berteriak tapi anehnya aku bisa mendengar suaranya.
Aku melirik kearah Ainsley, dirinya tersenyum. Ada apa dengan ayah? Bisa bisanya dia sangat percaya pada seorang lelaki, ayah bukan orang yang mudah percaya orang lain. Ia hanya percaya jika sudah bersama dan memperhatikan seseorang dengan lama.
Bukannya aku tidak suka, hanya saja bingung dan heran.
“Haruskah kita mendekat ke Marquess?” Ainsley mendekatkan wajahnya ke wajahku, hingga deruan nafasnya terasa.
Aku melihat sekali lagi kearah ayah dan naga itu, mereka sekarang berhenti.
“Pelan pelan” ucapku dengan ragu ragu.
Ainsley lalu berjalan, sesuai dengan keinginanku dirinya jalan dengan kecepatan yang lambat.
“WAAHHH”
Ketika kita berada dalam jarak yang sangat dekat hingga bayangan naga menutupiku, aku berteriak dan membenamkan wajahku dibahu Ainsley. Tidak tidak bisa, naga ini terlalu menakutkan.
“Mengecil”
Ayah mengatakan itu, lalu perlahan bayangan nada yang awalnya berada diatasku menghilang.
“Tak apa, lihatlah” Ainsley mengangkat sedikit bahunya di tempat wajahku terbenam dan memiringkan kepala untuk melihatku.
Aku dengan perlahan mengangkat wajah, melihat ke arah ayah dan naga itu.Naga yang awalnya sangat besar saat ini mengecil sesuai intruksi yang ayah berikan. Aku tidak tau hanya naga ayah saja yang bisa seperti ini, atau punya kakak pun sama. Tidak ada informasi apapun dari novel dan ingatan Charta tentang ini.
Meskipun dirinya berubah menjadi kecil, naga itu tetap menakutkan. Apalagi tanduk tanduk itu. Ugh. Serasa melihat duri, jika salah tertusuk saja bisa berbahaya.“Namanya Phylieum” ayah mengatakan itu sambil mengarahkan tangannya ke naga.
Ya? Nama yang sangat tidak cocok untuknya.
“Turunkan aku” aku berkata pada Ainsley, meski takut harus setidaknya mencoba.
Ainsley yang patuh, menurunkan ku.
Aku yang sudah menginjakkan kaki ku di tanah, mendekat ke arah naga yang bernama Phylieum.
“Dia tidak akan mengigit, karena kau memiliki darah Garmond” ayah berkata untuk menyemangatiku.
Aku bergidik, itu berarti diluar keluarga Garmond Phylieum ini bisa saja mengigit. Aku lagi lagi meyakinkan diri, tidak papa. Meski jiwaku bukan Chartarina tubuhku dan darah masih Charta. Ya itu benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Healer [END]
DiversosAku yang memasuki dunia novel, dimana dunia itu banyak sekali kemampuan kemampuan menakjubkan Bisa berteleportasi, kekuatan mimpi, mampu mengendalikan seluruh elemen langit dan bumi, membuat orang terlena dengan nyanyian, penyembuh, pemanggil naga d...