Chapter 50

1.2K 156 8
                                    

“Perlu bantuan nona Penilla?” Asher yang telah melihat keributan Charta, bertanya pada Amarilys.

“Ya, terimakasih” Amarilys tersipu atas pertanyaan Asher.

Asher kemudian mengangkat Amarilys ke atas naga.

“Aku akan menemanimu”

Sesudah berkata begitu, Asher lalu naik ke atas naga dan berada tepat di belakang Amarilys.

Amarilys tersentak, karena merasakan kehangatan tiba tiba di punggungnya. Hawa panas menjalar di seluruh tubuh.

“Kami pergi dulu” Asher berkata pada Chartarina dan Ainsley yang berdiri tidak jauh.

Aku melihat Amarilys hanya menunduk dan memegang dadanya. Sangat lucu melihat dirinya gugup seperti itu.

“Karena mereka sudah pergi”

Ainsley tiba tiba mengangkat dan menggendongku, satu tangan menggendong dan tangan satunya berada di belakang punggungku.

“Ini waktu kita”

“Aaa aku bisa jalan sendiri” meski sudah biasa, aku tetap malu jika di gendong didepan umum begini.

Ainsley tidak menggubris apa yang aku katakan dan menggendongku menuju kamar.

🌱🌱🌱

Mata berwarna ungu menatap pucuk kepala berambut hijau yang berada di bawah kepalanya. Wanita ini masih menunduk, mungkin Amarilys masih takut.

“Kau bisa mengangkat kepalamu sekarang” Asher mendekatkan bibirnya ke telinga Amarilys. 

Amarilys merasakan jantungnya berdetak sekali lagi, padahal sebelum Asher berkata saja jantungnya sesekali bergetar, karena ia bisa merasakan otot perut Asher di punggungnya.

“Ah ya” ia mengangkat kepalanya, melihat pemandangan yang memukau di depan matanya.

Matahari di tutupi oleh ribuan awan putih yang membuat sinar terang memancar diantara mereka. Berbagai macam bentuk awan terhampar di mana mana, bagai berdiri dan tertidur dengan ribuan kapas. Ada dua hingga tiga awan yang mengikuti kami, seolah menyapa Amarilys yang baru pertama kali terbang.

Meski dirinya menantang matahari, Amarilys tidak merasa panas. Angin yang bertiup, membuatnya merasa lebih hidup.

“Bagaimana?” Asher yang tidak bisa melihat ekspresi Amarilys bertanya.

“Sangat hebat, saya sangat senang. Terimakasih karena sudah memberikan izin”

Mata Amarilys bertemu dengan mata ungu Asher, dengan jarak ini nafas mereka saling beradu.

“Ya” hanya itu yang bisa Asher ucapkan, entah mengapa mulutnya tiba tiba kelu untuk berbicara.

“Waahhh, wwoohhuuuu, aaaaaa”

Suara suara itu berasal dari Amarilys, karena sekarang Cerberus berputar putar di langit. Memamerkan kemampuan terbang mereka.  

Cerberus terbang ke atas dengan sangat cepat lalu tiba tiba menukik tajam ke bawah lalu setelahnya terbang lurus mendatar, memutar tubuhnya membuat Amarilys sedikit pusing.

Be a Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang