reason 3

25 3 0
                                    

—————

kerjain pr

—————

—————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"William, buku catatan inggrisku hilang. Kau lihat?" Aku duduk di kursi samping William yang kebetulan kosong karena pemiliknya sedang sibuk menghabiskan uang di kantin sekolah—oh ralat, uangnya tak akan habis bahkan jika ia membeli jajanan satu kantin sekalipun. Jangan heran, dia anak orang kaya—tapi pelit.

Panggil saja Ucup. Yusuf Aditama. Nama yang terlalu bagus modelan lelaki sepertinya.

Aku yakin ia disana bersama Agam dan Jovan.

"Kau kan pelupa."

"Tidak, aku yakin aku menyimpannya di tas."

William hanya mendecih tanpa menatapku. Ia masih fokus menatap beda persegi itu dan mengumpat bersama teman-temannya yang ada di dalam game. Apa menyenangkannya sih permainan itu? Biasanya juga ia tidur. Apa ia diracuni Agam permainan kotor ini?

Lihat saja Agam jika William jadi sering berkata kasar.

"Serius kau lihat tidak?"

"Aku tidak peduli Haura, cari saja di tas semua orang jika kau mau!" jawabnya lagi masih dengan mata yang terpaku pada ponsel. Ah, aku lupa William teramat dingin, jika kau kebetulan melihatnya bersikap baik dan ramah mungkin ia hanya kesurupan. Silahkan tertipu dengan wajah manisnya yang lebih terlihat seperti lelaki romantic yang memiliki sejuta gombalan dalam otaknya. Karena kenyataannya ia hanya akan memantrakan kata 'aku tidak peduli'. Bahkan jika kau kekasihnya sekalipun.

"Aku serius William."

"Sudah kubilang simpan yang benar!"

"Ya maaf, kau tahu sendiri kemarin bu Julie tiba-tiba masuk. Aku harus buru-buru ke kelas dan meninggalkan buku ku di perpustakaan."

"Cari di tas!" aku memanyunkan bibir kesal. Bagaimana bisa ia bersikap begitu dingin setelah kemarin ia menelantarkanku dan membonceng gadis lain. Maksudku apa ia tidak merasa bersalah sedikit pun?

Aku mulai membuka tas William, mencari-cari buku dengan sampul biru karena semua buku catatanku kuberi sampul biru. Karena ini jam kosong, wajar banyak orang memutuskan membebaskan diri dengan tertidur—William contohnya. Kuyakin sebentar lagi ia akan menaruh ponselnya dan memilih tertidur. Juga sebagian lainnya menghabiskan waktu di kantin seperti Ucup contohnya.

Jika kalian penasaran apa yang aku lakukan. Tentu saja mengekor William dimanapun lelaki ini berada. Maksudku, jika disana ada William maka aku juga akan disana. Bahkan semua orang sudah berani berkata aku terlalu obsesif saking seringnya aku mengekor William kemana-mana. Aku tidak peduli, aku hanya senang berada di dekat William.

Aku tahu itu berlebihan.

Sebelum sempat menemukan buku milikku, aku melihat sesuatu asing disana. Buku catatan sejarah? Sejak kapan William peduli dengan mata pelajaran sejarah? Aku meraih buku catatan itu, membukanya dan melihat tugas minggu kemarin yang ternyata sudah ia kerjakan—dengan jawaban yang cukup panjang.

Apa aku baru saja melihat William menyelesaikan tugas sejarahnya? Okey, aku tidak tahu lelaki ini kesurupan apa.

Mataku beralih menatap William yang sekarang sudah tertidur bertumpu pada tangannya.

"Tumben tugas sejarahmu selesai. Apa kau joki tugas?"

"Dikerjakan seseorang," jawabnya tanpa mengubah posisinya saat ini.

Jika tidak salah minggu lalu aku menawarkan diri untuk mengerjakan tugas sejarahnya. Tapi seingatku ia menolak dengan alasan akan mengerjakannya sendiri. Kupikir ia akan melewatkan tugas lagi jadi aku tidak terlalu peduli.

Entah mengapa perasaanku tidak enak.

"Dikerjakan oleh?"

Tolong jangan sebut nama gadis itu!

"Raya."

•••

kau lebih senang menghabiskan waktu dengan orang lain dibandingkan denganku.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang