reason 10

31 2 0
                                    

-----

marah

-----

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Kupikir setelah William dan Raya berjarak untuk beberapa saat, itu adalah kesempatanku untuk bisa mengalihkan fokus William setidaknya untuk tidak mengabaikanku seperti kemarin-kemarin. Tapi apa yang aku harapkan dari William? Dia justru menjadi sangat pendiam dan tidak responsif di sekolah. Dan aku tidak bisa berbuat apa-apa selain melihatnya dari kejauhan karena ia enggan didekati siapapun. Jujur aku memang benci mengetahui kenyataan betapa berdampaknya sikap sepele Raya untuk William, seolah dunianya runtuh dan ia adalah orang paling menyedihkan di dunia. Maksudku, tentu saja itu berlebihan, ia hanya dijauhi selama seminggu dan aku yakin, bahkan satu dunia yakin Raya tidak akan mendiami William selama itu, mereka pasti berbaikkan suatu saat.

Tapi di sisi lain aku juga merasa sedih karena aku tidak melihat setitik kebahagiaan yang biasa kutemukan darinya.

"Kau tidak ke kantin?" tanyaku yang kini berdiri di samping kursi William. Ia menidurkan kepala di atas meja dengan wajah menghadap ke arahku. Matanya memang terpejam tapi aku tahu ia tidak tidur.

"Kau belum makan, kan?"

Hening mengudara, meski aku tahu ucapanku jelas masuk ke telinganya.

"Mau aku belikan sesuatu?" kini lelaki itu merespon, ia membuka matanya menatap tajam padaku dan membalikkan wajahnya sehingga ia kini membelakangiku

Dengan setengah jengkel aku memutar bola mataku. Jelas aku ingin membantunya tapi jujur ini di luar kendaliku.

Haruskah aku bicarakan ini dengan Raya? Memaksanya berbaikan dan menjelaskan kenapa William bertengkar dengan kak Vero waktu itu? Kupikir Raya marah karena ia belum tahu alasan di balik itu, bisa jadi Raya berasumsi William hanya cari ribut dengan mantan kekasihnya dan membuat imej Raya terkesan jelek. Sementara kenyataannya lelaki itu melawan karena Kak Vero memaki hal yang tidak pantas tentang Raya.

Ya bisa dibilang ini memang sepenuhnya salah William-sangat tidak dewasa dan kekanak-kanakkan menghadapi masalah, tapi aku tak bisa mengelak bahwa gadis itu terlalu tutup mata akan kenyataan. Gadis itu terlibat sejak awal dan harus tahu kebenaran.

Okey! Singkat cerita William menceritakan kronologisnya malam kemarin, dan semakin kupikir-pikir semakin masuk akal. Secara tidak sengaja William mendengar percakapan Kak Vero dengan teman-temannya yang kebetulan membicarakan Raya dan itu mengarah ke hal yang seksual. Aku ingat jelas William kesal karena senior itu berkata semasa pacaran Raya selalu menolak ketika diajak melakukan seks dan ia bilang payudaranya kecil. Maksudku, siapa yang tidak marah seseorang melecehkan temanmu seperti itu? Bahkan jika aku temannya sore kemarin pun jelas aku marah seseorang bisa melecehkan perempuan semudah itu.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang