Hari Minggu yang mungkin akan melelahkan. Seperti yang Bu Yerin bilang kemarin, remidi ulangan sejarah akan dilaksanakan hari ini jam 7. Benar-benar manusiawi.
Alhasil setelah sholat shubuh, aku belajar lagi. Mencoba untuk memahami sejarah negeri ini agar setidaknya aku tahu apa jawaban dari soal nanti. Harus rajin, sekarang.
Dilihat jam masih menunjukkan pukul 6.45, grup kelas sepi sekali. Aku khawatir teman-teman belum bangun. Biasanya mereka bangun telat di Hari Minggu.
Barusan saja aku sampai sarapan di kamar saking was-wasnya takut kelewatan. Ternyata masih ada waktu 15 menit lagi.
Ting! Keasikan belajar membuatku terlalu fokus. Sudah jam 7.00.
Yeji TYC di Pengingat Beban Hidup 🧠✨
📷 FotoCepat-cepat aku menekan notifikasi itu. Pasti screenshot chat whatsapp. Benar saja, begitu aku membukanya—
Karina TYC
|Dengan mudahnya beliau berkata..Jaemin TYC
|Sabar, ya, bosShuhua TYC
|Sudah kudunggaYeji TYC
|Kuduga, ShuDibela-belain belajar juga:')|
Yeji TYC
|Tuhkan, klo Lia belajar pasti ulangannya batal
|Gua sampe bingung mau seneng apa prihatinShuhua TYC
|Untung gua ga belajarKarina TYC
|Mau sambat tapi inget dosa udah banyak bgtJaemin TYC
|Yg penting ga ngejelekin org yg bikin kita sambat terusYiren TYC
|Wah, ga rugi gua sama Chaewon healing sekarangChaewon TYC
|Harusnya lo bersyukur gua ajakOnda TYC
|Dah tidur tidur!Yeji TYC
|Yg ga sempet healing, tidur lagi bestie!Jaemin TYC
|TidurrrAgak kesal sebenarnya tapi tidak apa. Ada sedikit rasa lega kami bersebelas tidak akan merasakan ulangan di Hari Minggu yang cerah nan indah ini.
Udara hangat dan tiupan sepoi angin yang memasuki jendela memang menggoda untuk mengistirahatkan badan. Tapi aku ada hal lain yang harus dikerjakan.
"Ma, Lia ga jadi ulangan," kataku mendekat pada meja makan. Tiga orang di sana menoleh bersamaan.
"Lah, kenapa?"
"Gurunya kasihan kalo ulangannya hari Minggu. Gurunya juga pengen istirahat katanya," jawabku jujur seadanya.
"Yaudah, kamu udah sarapan 'kan? Udah sembuh juga 'kan?" Aku mengangguk menanggapi itu.
"Bantu kegiatan di RS, ya."
"Iya, ma."
"Mandi dulu sana."
Baiklah, kali ini aku tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kegiatan itu. Memang, kegiatannya satu bulan sekali. Maka dari itu Mama menyayangkan sekali jika aku tidak ikut.
Keluar dengan celana trining dan kaos lengan panjang, keluargaku menatapku heran. Lantas aku berbalik heran menatap mereka.
"Sepatu mana sepatu? Masa jalan sehat tetap pakai sandal?" tanya Mama dan aku baru sadar. Aku masih memakai sandal jepitku.
"Bentar." Kembali masuk rumah, aku memakai sepatuku.
Sampai di RS, aku merasa menjadi pusat perhatian. Ah, bukan hanya aku. Tapi keluargaku. Kami berempat memang memakai baju dengan warna yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeah, Alright ft. Lia ITZY
FanfictionKami asing, tidak mengenal satu sama lain. Terpaksa bertemu setiap hari di planet yang sama membuatku ingin menyingkirkannya. Nyatanya, aku yang menjadi bulan dan dia buminya. Itulah mengapa di dunia ada karma. Yeah, Alright. Setiap masalah pasti ad...