Seperti yang pernah terjadi tahun lalu, ketika reguler libur, kami tetap berangkat ke sekolah. Perbedaannya hanya tentang pakaian saja. Kini kami memakai bebas, rapi, dan bersepatu.
Huh, saat aku melirik perpus langsung terbayang betapa deg-deg annya aku Sabtu lalu. Gila, Kak Soobin. Kalau tetiba aku dilabrak mati-matian di sana bagaimana? Alasan dia tidak menyukaiku juga 'kan aku belum tahu.
Bagaimana, ya? Kalau dibilang suka atau tidak suka itu, bisa dilihat dari matanya. Dia masih saja sinis ke arahku juga dalam bicaranya dia dingin. Aku pun tidak suka dengan seseorang yang seperti itu. Tapi dia seniorku.
Kalau dibilang suka itu maksudnya nice, gimana, ya, santai gitu kayak Kak Eunbin sama Kak Yeonjun. Masalahnya dia begitu cuma sama aku. Sedangkan dengan yang lain juga Shuhua, dia berbeda.
Duk! Sialan, kebentur pintu lab. Mentang-mentang masih pagi, ga fokusnya kebangetan.
"Hahah! Ngapa, lo?" tawa Jaemin dari bangkunya. Hanya ada dia.
"Entah, capek banget," gumamku meletakkan tas di meja.
"Kimia lo udah?" Aku melirik ke bangkunya. Kosong. Biasanya di bangkunya penuh buku dan dia mengerjakan tugas.
"Udah, dong. Lo sudah juga pasti," katanya dan aku meliriknya datar. Memangnya aku ini serajin itu?
"Iya 'sih. Koreksi, yuk!" ajakku namun dia menggeleng. Amarahku meletup-letup.
"Kalo ga mau koreksi bareng napa tanya, Jaeman?!" Tapi dia malah tertawa lagi.
"Galak banget 'sih, heran." Akhirnya dia pun meraih tasnya dan mengeluarkan buku kimia. Aku mendengus kesal kala dia membuka buku itu dan menerima ajakanku untuk mengoreksi bersama.
Berikutnya datang para member. Baru datang juga pada sambat semalam ga tidur dan sebagainya. Aku tidur lima jam. Biasanya juga delapan jam.
"Hah, beneran? Terus gimana, dong?" tanya Yeji agak terkejut kala aku menceritakan sedikit tentang kemarin. Aku juga masih mengoreksi dengan Jaemin.
"Sepuluh, A," kata Jaemin membuat alisku bertaut.
"Dapat dari mana, lo? Brainlai?" Mataku melirik caranya. Tapi sepertinya bu—
"Ngejek banget. Cari ndiri, lah." Dilihat-lihat sepertinya lebih masuk akal miliknya.
"Heh, terus gimana itu Kak Soobin?" desak Yeji dan aku pun menoleh ke arahnya.
"Untungnya Mama telpon gua. Jadi dia ga curiga. Ga tau lagi, deng," balasku kembali pada buku Jaemin.
"Pinjam, ya. Boleh 'kan?" Dia mengangguk malas menjawab permintaanku.
"Thanks, Jaem!" seru Yeji. Malah gadis ini yang menyambut buku Jaemin.
Hehe, aku hanya tertawa pelan merasa bersalah pada Jaemin. Tapi dia terlampau pasrah dan diam saja.
Seperti itu saja terus setiap harinya. Sampai tahun baru kurang satu minggu, kami daring di rumah. Walau tidak libur, kami tetap bersyukur tidak jauh-jauh pergi ke sekolah. Sekarang juga aku sedang tidur di kasurku sambil mendengarkan zoom Bu Taeyeon.
"Sekian, ya. Kalau ada pertanyaan silakan japri ibu." Dijawab oleh teman-teman dengan 'iya'. Sejenak, zoom itu berakhir.
Pengingat Beban Hidup 🧠✨
Yeji TYC
|Kata Pak Suga pelajari yg ada di classroom ajaJaemin TYC
| 🥰👍🏻Shuhua TYC
| 🥰👍🏻Karina TYC
| 🥰👍🏻Onda TYC
| 🥰👍🏻🥰👍🏻 |
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeah, Alright ft. Lia ITZY
FanficKami asing, tidak mengenal satu sama lain. Terpaksa bertemu setiap hari di planet yang sama membuatku ingin menyingkirkannya. Nyatanya, aku yang menjadi bulan dan dia buminya. Itulah mengapa di dunia ada karma. Yeah, Alright. Setiap masalah pasti ad...