32

13 5 0
                                    

Berhari-hari lagi aku tidak bertemu dengan laki-laki itu. Katakan terima kasih pada Jeno yang sudah mengacaukan semua ini.

"Liaa~" sapanya yang berjalan melawan arah di samping sana. Enggan aku untuk menyapanya balik.

"Yah, masih marah lu?"

Kakiku tetap berjalan meninggalkannya yang entah akan ke mana hari ini. Dia belum lulus juga, ngapain aja 'sih?

"Semoga lekas sembuh, ya. Kalau ada keluhan, bisa langsung datang atau hubungi saya di sini."

Pintu yang aku lewati barusan terbuka dan terdengar suara Dokter Jisoo di dalamnya. Beliau selalu sibuk. Aku tidak bisa bertanya tent—

"Dokter Lia!" Langkahku terhenti. Beliau memanggilku.

"Iya, sama-sama. Hati-hati di jalan, ya."

Dokter Jisoo keluar ruangan bersamaan dengan pasien dan walinya. Pasiennya tampak tidak asing.

"Lia?"

"Kak Eunbin?!"

Tanpa ragu lagi aku memeluknya. Seorang senior saat aku SMA akhirnya bisa bertemu denganku lagi.

"Lama ga ketemu! Makin cantik aja," pujinya membuatku tersipu malu.

"Sapa tantenya. Tante Lia." Kak Eunbin meminta anaknya untuk menyapaku.

"Tante Lia."

"Ah, iya. Halo!" Aku tersenyum gemas dengan anak Kak Eunbin. Dia tampan dan penurut. Berbeda jauh dengan Dongpyo.

"Mana pesanan saya?" Dokter Jisoo mendekat meminta pesanannya.

"Habis, dok. Diborong yang lantai satu tadi. Gimana dong?" melasku cemberut di depannya.

"Kenapa?" tanya Kak Eunbin.

"Ini, saya lagi pengen puding strawberry. Di kantin habis," jawab Dokter Jisoo.

"Ohh."

"Itu yang saya maksud. Tuh, lihat!" seru dokter cantik ini menyuruhku melihat ke arah lorong.

"Setiap hari dia bakal duduk di situ jam dua belas siang sampai jam satu. Periksa, engga. Bawa pasien, engga. Kamu kenal?" Napasku berhembus pelan. Siapa yang tidak mengenalnya?

"Dongpyo! Lo ngapain?!" Tiba-tiba saja orang itu berdiri panik dan menoleh ke arahku.

Tangannya mengisyaratkan 'bukan' dan lekas pergi dari situ. Anak itu kenapa 'sih?

Dilihat dari sini, dia tampak menarik seseorang namun seseorang itu enggan untuk melewati pertigaan lorong. Aku yang penasaran lantas menyusulnya.

"Hayoloh, mampus! Dia ke sini!" panik Dongpyo dan dia langsung tertarik sampai akhirnya hampir oleng ke depan.

"Ngapain lo? Kalo mau ketemu, bilang. Dokter Jisoo sampe curiga tau," kesalku namun dia terbata-bata saat mengatakannya.

Lama aku mengintrogasi, lewat beberapa perawat dengan salah satunya terlihat paling mencolok. Lainnya berpakaian biru, dia memakai hitam putih. Lengkap dengan jasnya.

"Kak Soobin!" panggilku namun dia tidak lekas menoleh. Pura-pura tidak tahu sampai akhirnya aku menyusulnya.

"Kak!" Tanganku menarik lengan jasnya. Dia pun berhenti dan menoleh ke arahku.

"Kok ga bilang kalau ke sini?" tanyaku namun dia hanya haha-hihi tidak jelas.

"Bin, dicariin juga! Ayo, pulang! Mau ngapel dulu apa gimana, lo?" Kak Eunbin mendekat bersama dengan anaknya.

Ngapel? Sama siapa? Dia punya gebetan? Siapa?!

"Maaf, ya, Li. Tapi mending gua bilangin langsung ke lo kalo di—

Yeah, Alright ft. Lia ITZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang