Semalam, aku tidak bisa tidur gara-gara dm sama Kak Soobin. Entah mengapa kalau jam sudah menunjukkan angka 22, rasa mengantukku hilang seketika. Begadanglah aku sampai jam 2 dan hanya tidur tiga jam.
Beruntung hari ini tidak ada bimbingan, jika ada, sudah pasti aku terlambat lagi. Bosan terlambat terus. Ah, benar. Amal Hari Jum'at.
"Li, balik, Li!" Suara Shuhua. Aku melirik ke asal suara. Dia memberikan kode untukku berbalik.
Agak bingung mengapa dia mengatakan itu padahal aku juga baru sampai. Barulah saat aku berbalik, aku tahu maksud itu. Wajahku hampir menghantam bahu seseorang.
A-astaga! Ini kenapa pakai acara lirikan pula! Y-yaudah, sekalian saja.
"H-hai, kak," sapaku dan dia tersenyum. Matanya yang indah itu menyipit bersamaan dengan dimplenya yang terlihat.
"Halo," balasnya. Ya, ampun! Kalau ada Yeji, sumpah, aku pukul bahu dia keras-keras!
Berusaha tidak terlalu bereaksi, aku menahan tawa senangku sampai depan laboratorium. Shuhua yang sudah datang tadi berlari duluan dan meneriaki kejadian barusan.
"Woah! Gua serasa lihat drama Korea, cuy! Gila!" hebohnya menutup mulut yang kini terbuka lebar.
"Li!" Dia masih dengan tampak terkejutnya.
"Lo ga deg-deg an, Li?!" Aku menaruh tasku dengan kalem. Baru setelahnya, aku duduk dan memeluk tas itu.
"Gila, lo! Yaiyalah!" kataku ikutan heboh karena sungguh, a—
"Lo cocok banget sama Kak Soobin! Jadi saudara ipar gua, mau?" Kepalaku menoleh ke arah Shuhua. Berikutnya, aku mewek tanpa alasan.
"Beneran! Woah! Ga sia-sia gua berangkat pagi hari ini," syukurnya menarik-narik dasinya merapikan aksesoris itu.
"Wih, wih, wih! Ada berita apa, nih?" Jaemin menyalip antrean masuk kelas. Yeji, Yiren, dan Onda yang ada di depannya pun melirik kesal.
"Dia!" Tangan Shuhua menunjukku lurus. Rautnya juga tidak berhenti heboh.
"Sama Kak Soobin!" lanjutnya gemas dan kini gadis itu melompat-lompat. Ah, astaga. Ini berlebihan.
Yeji selaku yang mengerti ceritaku sebelumnya lantas mewawancarai Shuhua. Tentu saja aku tidak ikut campur karena aku malas menjelaskannya. Yang ada nanti aku lumer lagi.
"Gila!" Ketua kelas kami itu menutup mulutnya shock.
"Buset, dah. Gua bayangin aja gemes apalagi lo yang lihat langsung," kata Yiren menepuk bahu Shuhua lalu duduk di bangkunya.
"Jadi pengen pantau sampe jadian, deh," kekeh Onda melirikku. Aku menatapnya datar.
"Sabi, lah, Li. Siapa tau, ye, kan?" lanjut gadis itu membuatku tertawa renyah.
Lepas dari drama Korea—kalau kata Shuhua, kami pelajaran. Dikarenakan Hari Jum'at yang jam pelajarannya lebih singkat, kami sempat istirahat ke kantin.
"Seneng banget lo sama itu. Rasanya kayak odol tau, ga?" Mataku melirik Yeji tajam. Ini bukan rasa odol, tau!
"Ya, 'kan, bang? Rasanya kayak odol." Gadis itu malah menarik perhatian Kang Winwin, penjaga kantin.
"Iya, terserah lu." Dia menjawab dengan wajahnya yang datar.
"Bang, ini, bang. Satu." Seseorang datang lalu memesan biskuit yang sama denganku. Biskuit dengan krim rasa es krim.
"Sama apa lagi?" tanya Kang Winwin. Yang ditanya masih mikir.
"Saya, deh, bang. Satu juga," kata gadis di sampingku. Agak kesal, aku memasang wajah julid. Paham dengan keadaan, dia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeah, Alright ft. Lia ITZY
FanfictionKami asing, tidak mengenal satu sama lain. Terpaksa bertemu setiap hari di planet yang sama membuatku ingin menyingkirkannya. Nyatanya, aku yang menjadi bulan dan dia buminya. Itulah mengapa di dunia ada karma. Yeah, Alright. Setiap masalah pasti ad...