8

27 6 0
                                    

Terdiam termenung aku di atas laci keramik laboratorium kimia. Di bawah sana pasti ada banyak alat praktikum yang aku jamin masih ada plastik pabriknya.

Mengapa aku ada di atas sini padahal ada kursi di bawah sana? Hal itu karena aku ingin melihat pertandingan futsal di luar sana. Di lapangan basket yang digunakan untuk bertanding futsal.

"Duh, kasihan banget rakyat gua sampe lihat di jendela begitu," ujar Yeji yang baru saja masuk. Aku, Chaewon, Onda, Shuhua, Giselle, dan Yiren menoleh ke arahnya.

"Lihat langsung aja sana. Kata Pak Suga jamkos," ajaknya dan disoraki oleh mereka. Aku tidak.

"Ke kantin dulu beli jajan," ucap salah satu dari mereka dan mereka pun pergi ke kantin.

Tersisa aku, Yeji, Jaemin, dan Karina. Anak IPS yang terdiri dari Nagyung dan Heejin belum tiba. Mereka masih pelajaran lain.

Cekrik! Kulirik Yeji yang mengarahkan ponselnya ke arahku. Kini aku sudah di kursi yang biasanya guru pakai. Besar dan empuk. Meja laboratorium juga panjang dan besar. Aku berada di depan menghadap mereka.

"Mikir apa, lo? Reguler udah selesai ujian," tanya Yeji memainkan ponselnya.

"Maka dari reguler selesai ujian, kita masih pelajaran, Mbak Yej. Kapan libur?" tanyaku balik namun dia tidak bisa menjawabnya.

"Pasti libur kok walau cuma tanggal 31 sama 1." Perkataannya persis dengan perkataan guru pendamping kami yang satunya.

"Menyindir dengan halus," gumam Jaemin terdengar kami semua.

"Emang begitu, ya, Bu Sowon bilangnya waktu itu. Syukur aja 'sih, kita masih jamkos sekarang," balas ketua kelas kami itu.

"Bakal lebih parah kalo yang di luar sana seneng-seneng, kita malah pusing berat," sahut Karina dari bangkunya. Dia menidurkan kepalanya di atas meja.

"Kita belum rapotan semester 5 'kan?"

"Belum selesai semester 5, kita."

Lalu hembusan napas lelah keluar dari pernapasan kami. Kapan akan selesai? Begitulah isi hati kami setiap harinya.

Ah, itu Kak Soobin. Dia habis dari mana pakai seragam formal? Bukannya anak reguler pakai olahraga semua?

Seminggu ini akan classmeeting. Seminggu yang lalu sudah dilaksanakan ujian semester. Jadi mereka akan bersenang-senang.

Dia bertemu Kak Yeonjun di depan kelasnya. Mereka berbincang sambil menunjuk arah tak jelas. Berikutnya datang Kak Eunbin, dia bertanya-tanya.

"Lo beneran minta maaf, Li?" Pertanyaan Yeji membuatku menoleh ke arahnya.

"Iya, Mbak Yej. Ternyata dia orangnya baik banget," jawabku membenarkan posisi duduk agar nyaman curhat sekarang.

"Respon dia gimana?" Pundakku terangkat sekilas.

"Biasa aja. Dia bilang gapapa. Terus kami dm sampe malem bahas sembarang topik."

"Siapa?" tanya Jaemin menyahut di belakang sana.

"Ga diajak bicara ga boleh bicara," kata Yeji membuat wajah Jaemin datar.

"Gua 'kan tanya. Masa ga boleh tanya?"

"Ga, ga boleh." Yeji menggeleng keras. Jaemin cemberut dan memilih untuk memainkan ponselnya.

"Jadi gimana rencana lo sekarang?"

"Ga tau. Tapi gua juga pengen tau dia itu sebenernya tau gua apa, ngga 'sih?" Lawan bicaraku itu diam sebentar. Berpikir.

"Akhir-akhir ini gimana di dunia nyata?" tanyanya membuatku mengingat beberapa hari yang lalu.

Yeah, Alright ft. Lia ITZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang