Hidupku yang malang.
Aku tidak bisa langsung merasa tenang setelah menghindari bendera kematian yang pertama karena Viten telah memutuskan untuk tidak menyiksaku dan memasukkan aku ke dalam silsilah keluarga kerajaan.
Itu karena, antagonis di novel ini tidak hanya Viten. Ada juga tunangannya. Dan ada juga beberapa bangsawan lain yang ikut andil dalam penyiksaan Serethy.
Mereka semangat sekali dalam menyiksa Serethy secara fisik dan merusak mental Serethy.
Cuma Sir Derick, Malaikat Jatuh, saja yang baik.
Tapi menjadi baik saja tidak cukup, karena akhir tragis lah yang menunggunya.
Wanita gila itu muncul di ruang kerja Viten secara tiba-tiba, tanpa mengetuk, bahkan mendobrak pintu.
Sir Derick yang menunggu di balik pintu juga terkejut, tetapi menutup pintu begitu wanita gila masuk.
Dan meski benci mengakuinya, dia sangat cantik.
Wajahnya menampilkan sorot tegas dan elegan di saat yang bersamaan. Rasanya, senyum yang muncul di sana hanya akan menimbulkan senyuman sinis. Aku akan sujud syukur jika dia mau tersenyum ramah.
Gaunnya yang berwarna hijau sama mewahnya dengan gaun emas yang kugunakan.
Menurut novel, wanita ini adalah putri dari Duke. Dan pertunangan antara wanita gila dan Viten hanyalah pertunangan politik.
Viten tidak benar-benar menyukai wanita gila, tapi wanita gila sangat mencintai Viten.
"Clare, apa yang kau pikir kau lakukan?" tanya Viten dengan nada yang dingin.
Aku sedikit merinding, hanya sedikit. Viten bicara padaku dengan nada yang normal bahkan di aula singgasana, jadi aku tidak benar-benar mengalami hal ini sebelumnya. Nada dingin Viten adalah sesuatu yang tidak ingin aku alami seumur hidupku. Jika aku mengalaminya, maka kehidupanku akan berakhir.
Wanita gila, Clare, maju dan menggebrak meja dengan keras. Membuat botol tinta jatuh dan isinya tumpah.
Aku meringis dalam hati, apa tangannya baik-baik saja? Pasti sakit. Meja itu keras, kan?
"Itu seharusnya adalah kalimatku, Yang Mulia!" kata Clare dengan marah. "Apa yang kamu pikir kamu lakukan?! Menjadikan tawanan perang sebagai Keluarga Kerajaan. Aku-"
"Itu bukan urusanmu," sela Viten dingin.
Clare memelototiku dengan ganas, tapi aku mempertahankan ekspresiku yang poker.
"Yang Mulia, apa kamu tahu jika perkumpulan bangsawan sangat heboh saat ini?"
"Aku sudah menduganya."
"Itu sudah pasti, Yang Mulia! Mereka sangat heboh hingga rasanya berita ini akan segera tersebar ke seluruh kerajaan di dunia ini!"
Hei, itu berlebihan, kan?
"Bagaimana mungkin, seorang tawanan perang, menjadi Tuan Putri Asher hanya dalam satu malam! Ini dongeng, Yang Mulia! Kamu harus membedakan antara dongeng dan kenyataan!"
Haduh, berhenti berteriak, wanita gila. Telingaku berdengung.
"Jaga nadamu pada raja," kata Viten dingin.
Clare tersentak dan mundur satu langkah. Tapi dia tampaknya tidak akan menyerah semudah itu.
"Dengan segala hormat, saya, putri tunggal Duke Cyrill, meminta Anda untuk mencabut hak-hak Keluarga Kerajaan bagi Nona Serethy Matria."
Ho. Dia kini meminta sebagai putri Duke dan bukan tunangan raja. Dia teguh pendirian. Kita lihat bagaimana jalan ceritanya.
Sayangnya, tidak ada pop corn di sini, padahal kelihatannya akan ada drama yang seru.
KAMU SEDANG MEMBACA
END | I Will Avoid the Death Flag [Terbit]
Historical FictionAku menjadi tawanan perang ketika membuka mata. Takdir sialan apa yang membawaku masuk ke dalam novel gila yang kulemparkan keluar jendela setelah aku membacanya?! Mau bagaimanapun, aku tidak akan membiarkan diriku sendiri disiksa oleh dua orang gi...