27 - Konversasi II

2.7K 560 42
                                    

Hari pertamaku di Nebula berlalu dengan cepat.

Tubuhku di sini hanyalah jiwa, jadi aku tidak perlu makan atau minum. Setidaknya aku bisa tidur untuk mengistirahatkan mentalku.

Dan sekarang, aku berada di perpustakaan Kastil Matahari. Sebagai wanita yang cinta mati pada buku, aku merasa bahwa diriku sedang berada di dalam surga duniawi.

Perpustakaan di sini besarnya bukan main-main. Bayangkan saja memiliki tiga lantai yang seluas lapangan sepak bola di stadion, alias ini sangat besar.

Jadi, ketika aku tidak bersama dengan Angelina, aku mampir ke sini untuk membaca buku. Bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa Kerajaan Asher, sehingga aku bisa membacanya tanpa hambatan.

Namun, rupanya aku malah melewatkan janji minum teh dengan Angelina karena aku tidak menyadarinya akibat asik membaca. Oleh karena itu, di sinilah aku, di dalam perpustakaan bersama Angelina dengan secangkir teh harum di depanku dan berbagai kue kering.

Kami seharusnya minum teh di balkon, tetapi karena aku yang lupa waktu, kami malah menggelar aktivitas ini di dalam perpustakaan.

"Jadi, Serethy. Hal apa lagi yang ingin kamu tanyakan?" tanya Angelina dengan senyuman tenangnya yang biasa. Angelina mengangkat cangkir teh dengan gerakan yang sangat agung, itu menakjubkan sehingga aku merasakan getaran di kulitku.

"Ah, ya, saya punya beberapa pertanyaan."

"Katakan itu."

"Cahaya itu."

"Cahaya yang keluar dari tubuhmu?"

"Ya, Dewi. Sebenarnya cahaya apa itu?"

"Itu adalah kekuatan suci, Serethy. Kekuatan suci yang hanya dimiliki oleh saint dan saintess. Artinya, kamu merupakan salah satu dari sedikitnya saintess. Dan saintess itu sendiri merupakan orang yang dipilih olehku secara khusus."

"Saya memiliki kekuatan seperti itu? Tapi saya bahkan tidak menyadarinya sama sekali."

"Itu normal. Karena bahkan Serethy yang asli saja tidak mengetahui kekuatan dan potensinya sendiri."

Aku mengangguk kecil, tetapi tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku. Bahkan di dalam novel [Luka Serethy], sama sekali tidak disebutkan perihal saintess atau kekuatan suci. Di sepanjang lembaran novel, hanya ada penyiksaan fisik dan mental yang terjadi secara bertubi-tubi. Seharusnya Serethy yang asli merasa aneh mengapa dia bisa terus-menerus disiksa tanpa mati. Tentu saja itu karena kekuatan sucinya yang menyembuhkan setiap luka yang diderita Serethy, membuat tubuhnya kembali seperti sedia kala.

Namun, Serethy tidak mampu memikirkan alasannya karena terlalu lelah dianiaya secara fisik dan mental. Jadi, hal yang normal untuk memikirkan apakah besok Serethy masih akan tetap hidup atau tidak, dibandingkan kekuatan suci yang bahkan tidak diketahui asalnya.

"Bagaimana bisa Serethy menjadi saintess, Dewi?" tanyaku dengan hati-hati.

"Sebelumnya, kamu harus tahu siapa ibu Serethy sebenarnya."

Ah, aku sama sekali tidak tahu itu. Meski telah menamatkan cerita di novel, isinya jelas-jelas cuma penyiksaan yang mengarah pada usia dua puluh tahun ke atas, sama sekali tidak ada informasi mengenai orang tua Serethy. Bahkan fakta bahwa ayah dan kakak Serethy yang sedang dalam pencarian tidak pernah disebutkan. Mereka seolah menghilang tanpa jejak.

Yah, novel ini hanyalah novel yang diperuntukkan untuk para psikopat dan aku malah membacanya.

"Siapa dia, Dewi?"

"Baiklah, mungkin kisah ini akan sedikit panjang."

Aku tidak keberatan. Justru tujuanku tinggal di Kastil Matahari adalah untuk mengetahui setiap seluk-beluk informasi yang tidak pernah aku ketahui lewat novel. Ini adalah bekal yang sempurna untukku bertahan hidup di dunia yang dipenuhi oleh para psikopat.

END | I Will Avoid the Death Flag [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang