Terima kasih 5 vote-nya hanya dalam beberapa jam, hihi! Sesuai janji, aku bakal langsung update.
***
"Saya ingin pendamping yang cocok dengan Tuan Putri!" Regina berteriak dengan antusias.
"Saya sudah menghubungi butik kerajaan, Tuan Putri. Dan mereka akan segera datang untuk mengukur gaun pesta Anda," kata Jelena dengan senyuman sejuk di wajahnya.
"Saya akan menyeleksi pendamping bagi Anda! Dengan tersebarnya berita bahwa Anda akan menghadiri pesta Keluarga Marquis, pasti akan banyak tuan muda yang mengirimi Anda surat."
"Benar, kami akan menyeleksinya dengan benar, Tuan Putri."
Di kamarku, hanya ada aku dan ketiga pelayanku.
Aku kehilangan Sir Derick ketika raja memanggilnya. Pasti tidak jauh dari memberikan laporan mengenai apa saja yang dilakukan olehku setiap harinya sesuai perintah Viten setiap sore.
Viten mungkin benar-benar terpesona dengan kecantikan Serethy hingga dia berakhir menjadi penguntit seperti ini.
Aku menghela napas. "Aku tidak terlalu menyukai pesta."
Ekspresi ketiga pelayanku perlahan berubah.
"Apa? Mengapa, Tuan Putri? Bukankah seharusnya nona bangsawan seperti tuan putri menyukai pesta?" tanya Regina, usianya 14 tahun saat ini, jadi kupikir dia masih sangat polos.
Sedangkan Melanie, dua tahun lebih tua dari Regina, dan dia cukup dewasa meski terkadang kekanakan. "Apa Tuan Putri membenci keramaian?"
"Bagaimana kamu tahu?" Aku tersenyum kecil pada Melanie.
Aku memang tidak menyukai keramaian di dunia asliku, dan ini sama-sama bekerja di dunia novel. Contohnya, ketika aku dan Sir Derick kembali ke istana setelah pergi ke ibu kota saat itu, aku kehabisan energiku dan istirahat dua hari berturut-turut tanpa turun dari ranjang kecuali hal-hal penting.
Itu wajar bagi introvert dan orang yang sulit bersosialisasi sepertiku. Maka dari itu, aku lebih suka berdiam diri di kamar sambil membaca novel.
Dan siapa sangka takdir membawaku masuk ke dalam salah satu novel? Well, aku memang sudah menerima kenyataan kalau aku adalah Serethy sekarang. Tapi mengingat bersosialisasi dan lain sebagainya di pesta, aku mulai menyesal telah menyetujui undangan pesta.
"Ah, begitu, ya," jawab Melanie. "Anda pasti sangat tertutup pada pesta dan sosialisasi dengan para bangsawan, ya, Tuan Putri? Namun, saya yakin jika Anda tidak bisa terus seperti ini."
"Ya! Tuan Putri harus bersosialisasi dan mencari pengaruh."
Ya ampun, kenapa Regina yang polos ikut-ikutan?
"Dari mana kamu tahu aku harus mencari pengaruh, Regina?" tanyaku lembut.
"Tentu dari Kak Jelena dan Kak Melanie."
Jelena menepuk dahinya.
Aku hanya tertawa kecil. "Tidak apa-apa, kamu tidak salah, Regina. Dan kamu juga benar, Melanie. Aku harus mencari pendamping pesta dan bertahan di pesta."
Kemudian, tiba-tiba pintu kamarku dibuka tanpa ketukan tanda izin.
Aku hampir berteriak marah jika belum melihat siapa orang yang mengunjungiku.
Itu adalah pria berambut hitam dan mata merah, Viten.
Aku menghela napas dalam hatiku. Dia memang mengunjungiku setiap hari, benar-benar setiap hari, dan selalu tiba-tiba tanpa bisa diprediksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
END | I Will Avoid the Death Flag [Terbit]
Исторические романыAku menjadi tawanan perang ketika membuka mata. Takdir sialan apa yang membawaku masuk ke dalam novel gila yang kulemparkan keluar jendela setelah aku membacanya?! Mau bagaimanapun, aku tidak akan membiarkan diriku sendiri disiksa oleh dua orang gi...