16 - Koran Gosip Madam Kricia

4.4K 742 31
                                    

"Nona."

Seorang pria menurunkan jubahnya dari kepalanya hingga menampilkan rambut berwarna emas yang berkilauan ditimpa sinar luna, lalu dia mendarat dengan lihai di atas kusen jendela.

Senyuman pria itu langsung cerah ketika dia melihat rambut zamrud familier, milik seseorang yang dia sayangi.

"Nona. Aku mendapatkan informasi besar."

Pria itu melompat kecil dari jendela dan menutupnya agar angin malam tidak memasuki kamar nonanya dan membuat nonanya sakit lebih jauh lagi.

"Apa itu?"

Wanita yang duduk di atas ranjang bertanya dengan nada yang dingin. Akan tetapi, nada dingin itu seakan tidak memengaruhi pria itu untuk merubah ekspresi wajahnya. Seolah-olah dia sudah terbiasa dengan hal yang sama untuk berulang kali.

"Rexanne."

Clare mengerutkan dahinya, tetapi matanya tetap dingin. "Bahasa kuno Asheri, Rexanne, yang artinya ratu? Memangnya ada apa dengan bahasa itu?"

Pria itu berjalan mendekati Clare dan berlutut di samping ranjang, kedua tangannya lalu menggenggam tangan penuh bekas luka cambukan Clare secara hati-hati, enggan membuat daging rapuh itu makin kehilangan esensinya.

"Nona Clare, tolong jangan marah."

"Verro."

Suara Clare membuat Verro makin sigap mengeluskan jemari Clare di wajah Verro dengan penuh kelembutan dan sayang. Sesekali, Verro mengecup jemari Clare.

"Tuan Putri sialan itu. Tuan Putri yang sangat brengsek itu mendapatkan nama tengahnya, Nona Clare, itu Rexanne, yang artinya ratu."

Hening selama beberapa saat, Verro pun tidak mendapatkan reaksi berarti dari Clare yang duduk mematung. Lalu, tepat setelah beberapa menit, tawa mulai mengudara di ruangan yang auranya makin mencekam.

"HAHAHA! DASAR BRENGSEK!" jerit Clare hingga batas pita suaranya. "Dasar jalang, pencuri, murahan, bajingan."

"Nona Clare-"

"Diam!" bentak Clare, kedua tangannya lalu menjambaki rambutnya sendiri. "Ini salah wanita bajingan itu! Jika saja dia mati! Jika saja dia mati! Aku pasti ratunya di sini! Aku ratunya!"

"Nona Clare!" Verro menarik tangan Clare yang menjambaki rambutnya sendiri. Beberapa helaian rontok langsung luruh begitu kedua tangan itu menghentikan aktivitasnya, beberapa bahkan tersangkut di jemari Clare. "Tolong jangan sakiti dirimu, Nona Clare. Sakiti saja aku."

Clare berteriak frustrasi lalu melampiaskan segalanya terhadap Verro yang menerima seluruh kekerasan Clare dengan tenang.

"Verro," panggil Clare di sela-sela napasnya yang tercekat. "Ambil seluruh dana untuk putri Duke ini, lalu suap beberapa pendeta miskin."

Verro menatap Clare.

"Kau mengerti, kan, apa yang harus kau lakukan, Verro-ku? Kau tidak akan membiarkan aku tersiksa seperti ini, kan?"

Verro melayangkan senyuman lembut dan penuh kasih sayang. "Tentu saja, Nona Clare. Aku akan melakukan segalanya untukmu. Bahkan memberikan nyawaku."

***

Dulu sekali, pernah turun firman langsung dari Dewa Matahari kepada Kerajaan Asher.

"Jika seorang wanita mendapat nama Ratu langsung dari-Ku, maka wanita itu akan memakmurkan kerajaan."

Itu turun tepat satu abad yang lalu.

Dan sejak saat itu pula, Kerajaan Asher bersusah-payah untuk menemukan wanita mana yang dianugerahi nama yang berarti ratu oleh Dewa Matahari.

Akan tetapi, kasus ini cukup rumit, tidak, bisa dikatakan mustahil.

END | I Will Avoid the Death Flag [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang