19 - Dukungan Penuh

3.6K 686 21
                                    

Menolak tantangan Clare sama saja bunuh diri. Sebab, kompetisi di antara kedua calon kandidat ratu bukanlah ide Clare, melainkan firman Dewa yang turun kepada salah satu pendeta di kuil.

Di mana, firman Dewa harus turun hanya kepada pendeta saja. Dan setiap pendeta akan bersumpah pada Dewa untuk membuktikan keaslian firman tersebut.

Jadi, aku tidak memiliki pilihan lain selain memungut sarung tangan di lantai marmer dan meremasnya kuat. Ekspresi wajahku yang awalnya lembut, berubah menjadi dingin.

Ini akan merepotkan. Aku bisa mengetahuinya.

Aku tidak bisa meremehkan Clare. Dia bukanlah lawan yang bisa dianggap mudah.

Semenjak dulu, tidak, bahkan di sepanjang cerita novel [Luka Serethy], Clare selalu rakus akan posisi ratu, yaiti posisi tertinggi kedua di Kerajaan, dan akan melakukan segalanya untuk mencapai tujuannya. Bahkan dengan menyiksa atau membunuh. Clare selalu berambisi untuk mengisi posisi itu.

Clare sudah dipersiapkan menjadi ratu bahkan ketika dia masih remaja, sebelum Viten ditetapkan untuk naik tahta. Karena Duke Cyrill sangat yakin, bahwa putrinya akan menjadi ratu di kemudian hari hanya dengan mendukung setiap pergerakan Viten.

Akan tetapi, ada satu variabel di mana Clare merasa posisinya terancam akan diambil alih.

Itu ketika Serethy datang dan mulai menarik seluruh atensi Viten. Meski Viten memberikan atensinya pada Serethy dengan cara yang salah, Clare tahu bahwa Viten terobsesi pada seorang tawanan perang. Lalu, bisa saja posisi yang diidamkan Clare malah diberikan secara cuma-cuma pada tawanan perang yang rendahan.

Clare bukanlah seseorang yang pantas untuk diremehkan. Dia memiliki wawasan dan pengalaman yang luas. Jadi, aku tidak tahu apa berkompetisi dengannya benar-benar pilihan yang tepat atau salah.

"Tuan Putri." Clare tersenyum, tangannya terulur ke samping, dan seorang pelayan secara alami langsung menyerahkan gulungan kertas di atas nampan perak. "Ini adalah firman yang ditulis oleh pendeta. Saya bisa menjamin keasliannya karena saya mengundang pendeta yang diturunkan firman Dewa kepadanya untuk datang ke pesta ini sebagai ucapan terima kasih saya. Pendeta itu berada di ruangan privat jika Tuan Putri ingin menemuinya."

Aku hanya menatap Clare dengan tatapan tajam.

Clare lalu membuka gulungan kertas, seakan tidak memedulikan sorot yang menusuknya.

"Di sini tertulis bahwa kompetisi calon kandidat ratu akan dibagi menjadi tiga bagian. Bagi kandidat yang telah memenangkan dua bagian, dialah pemenangnya dan pantas menjadi ratu Asher."

Clare memberikan jeda sambil mengobservasi reaksiku.

Untung saja aku tidak memberikan reaksi berarti, sebab jika aku menunjukkan ketidaksukaanku, Clare pasti akan merasa puas dan menang.

"Kompetisi yang pertama akan diadakan pada akhir bulan Mei."

Bisik-bisik para bangsawan langsung terdengar di seluruh ruang pesta.

Ada apa ini?

Aku melirik Sir Derick.

"Di bulan akhir Mei nanti, akan ada kompetisi berburu yang dilaksanakan setiap tahunnya," ujar Sir Derick tanpa perlu kutanya.

Sir Derick menjawab dengan baik, tetapi sorot matanya yang tajam masih belum meninggalkan Clare.

"Berburu. Apa Dewa menghendaki kedua kandidat untuk berburu?"

Aku bisa mendengar Arley berbisik pada Gracelynn. Rupanya mereka berdua belum benar-benar meninggalkan aku, tetapi hanya sedikit menepi.

"Bagaimana jika syarat kemenangannya adalah berburu beruang?"

END | I Will Avoid the Death Flag [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang