33 - Sebagai Putra Duke

2.7K 415 45
                                    

Cara membaca Cadeearo adalah Kadiaro jika kalian belum tahu. Terus e-book LMYM masih diskon di google play, heheh.

***

Apa yang Alverro takuti adalah rasa kesepian. Itu adalah ketika Alverro benar-benar hanya memiliki dirinya sendiri untuk bersandar.

Alverro belum mendapatkan marga Cadeearo saat itu.

Alverro hanyalah anak malang yang lahir dari selir Duke Lloyd Cadeearo. Alverro tidak diperlakukan dengan baik oleh semua orang yang berada di kediaman Cadeearo. Mereka hanya berbuat baik pada Duchess dan putra mereka yang masih bayi.

“Apa yang dilakukan anak pelacur di pesta ini?”

“Dengar, ya, walau Duke Llyod mencintai ibumu yang seorang pelacur itu, dia hanya dijadikan sebagai selir rendahan.”

“Duke Lloyd pasti hanya mencintai Duchess. Jadi, jangan pernah bermimpi untuk menjadi Cadeearo dengan darah rendahan di tubuhmu!”

Sepupu dan anak dari selir Duke lainnya terus menghina Alverro di setiap pesta yang dia hadiri.

Mereka selalu mengatakan hal-hal buruk mengenai Alverro. Bahkan, walaupun Alverro sebenarnya tidak melakukan dosa apa pun di dalam kehidupannya, orang-orang lain akan memandang kehadiran Alverro sebagai sebuah kejahatan.

Ibunya adalah pelacur. Itu benar. Mereka benar. Hanya saja, Alverro tidak suka ketika ibunya dimaki dan diejek. Memangnya putra mana yang menginginkan ibunya untuk direndahkan?

Ibunya bekerja sebagai pemuas nafsu para pria, lalu Duke Lloyd mencintainya ketika Duke sedang melakukan inspeksi di duchy. Kemudian, Alverro lahir dari hubungan tanpa pernikahan, yang membuat statusnya sebagai anak haram rendahan.

Ibunya diangkat sebagai selir, tetapi kenaikan status sosial tidak membuat semuanya berjalan baik-baik saja. Justru, seluruh orang memperlakukan Alverro dan ibunya dengan sangat kejam di balik punggung Duke. Seolah-olah sebuah alasan mengenai tidak perlu menghormati anak haram adalah hal yang membuat mereka terus melakukan hal-hal terkutuk pada Alverro.

Hal itu pula yang membuat Alverro hanya bergantung pada dirinya sendiri. Bertahan sendirian. Lagi dan lagi. Hingga rasanya menyesakkan. Sebab, beban tersebut terlalu berat di pundaknya yang terlalu rapuh.

***

“Apa yang kamu lakukan di sana?”

Alverro mendengarkan nada suara yang tenang tertuju padanya.

Suara itu tidak familier di telinganya, sehingga ketika Alverro mendongak, Alverro langsung bertemu pandang dengan manik hitam legam yang asing. Akan tetapi, seolah Alverro telah terjebak dalam sihir, dia tidak dapat mengalihkan pandangannya dari danau gelap penuh misteri yang tercetak di bola matanya.

“Bersembunyi?” lanjut gadis kecil itu. Sepertinya dia lebih muda dari Alverro dan tubuhnya juga beberapa inci lebih pendek dari Alverro.

“Ya.” Alverro mengangguk kecil. Dia bersembunyi di taman labirin mawar di taman kediaman Cadeearo. Berlari. Berlari dari para penindas Alverro. “Aku bersembunyi.”

“Mengapa?”

“Aku takut. Mereka benar-benar jahat kepadaku.”

“Mereka jahat kepadamu?” Gadis kecil itu mendekatkan tubuhnya pada Alverro. Kini, Alverro bisa melihat figur dan postur wajahnya dengan lebih jelas lagi.

Gadis itu mengenakan gaun pesta berwarna pastel dan itu terlihat sangat cocok di tubuhnya. Rambutnya yang zamrud begitu memukau hingga Alverro kesulitan mengalihkan pandang. Akan tetapi, apa yang paling Alverro suka adalah bagaimana kedua pasang danau yang penuh dengan misteri itu meniliknya. Alverro menyukainya.

END | I Will Avoid the Death Flag [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang