Holaaaa. . .
Author is back !
CLARA POV
Sudah hampir sepuluh menit dan tidak ada satupun dari kami yang berbicara saat ini,
hening . . .
. . .
..
.
" aku minta maaf " , satu kalimat nya berhasil menyapu seluruh atensiku saat ini.
Demi Tuhan , kenapa aku merasa pria dihadapanku ini sangat tampan ? bahkan setelah dua tahun kami tidak bertemu.
Aku tersenyum,
" tidak masalah sir , itu sudah berlalu . . . lagi pula Kak Roy sudah menjelaskan kepada saya bahwa anda akan minta maaf saat malam reuni itu, tapi saya tidak memberi anda kesempatan berbicara sama sekali . . ." , jelasku, membuat Boss Calvin menatapku dengan alis bertaut.
" kau masih berhubungan dengan Roy dalam dua tahun ini ? " ,tanyanya.
Aku mengangguk, " tentu saja, saya menulis sajak untuk story blog miliknya kalau anda mungkin lupa " , jawabku.
CALVIN POV
" tidak masalah sir , itu sudah berlalu . . . lagi pula Kak Roy sudah menjelaskan kepada saya bahwa anda akan minta maaf saat malam reuni itu, tapi saya tidak memberi anda kesempatan berbicara sama sekali . . ." , jelas Ara, tunggu dulu siapa tadi dia bilang Roy ?
" kau masih berhubungan dengan Roy dalam dua tahun ini ? " ,tanyaku.
Ara mengangguk, " tentu saja, saya menulis sajak untuk story blog miliknya kalau anda mungkin lupa " , jawabnya membuatku tiba-tiba merasa sebal.
Roy masih menghubunginya selama dua tahun ini dan tidak memberitahuku apapun ? menyebalkan!
- - -
" ah , terimakasih untuk soal minimarket tadi, aku akan mentransfer nya ke rekening mu bagainana ? " , tanyaku, Ara menggeleng.
" anggap saja kita satu sama soal yang lalu , anggap saja permintaan maaf saya sir " , ucapnya membuatku terkekeh.
" kau bukan asistenku lagi , aku punya nama dan kau bisa memanggilnya ", dengusku.
" mau bertemu besok sore , aku sedang senggang " , tambahku.
Ara tersenyum dan mengangguk, " baiklah Calv, sampai jumpa besok " , ucapnya membuatku terkejut dengan caranya memanggilku barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BOSS (COMPLETED)
RomantizmTerpaksa menjadi asisten pribadi Boss sebuah perusahaan besar, tidak membuat Clara senang. Karena semua itu bukan cita-cita nya sejak awal. Dia bekerja hanya karena hutang kakaknya. Belum lagi kenyataan bahwa dia bukan putri kandung keluarga yang se...