3. Hukuman

36 32 185
                                    

-Happy Reading-

♡♡♡

Hari ini Keisya harus berdiam diri di kamarnya, ia tidak boleh pergi keluar dari kamar karena teman-teman kantor Ayah akan mengunjungi rumah. Ayah dan Bunda tidak mau mereka semua tahu kalau mereka memiliki anak.

Jika mereka semua sampai tahu, Ayah dan bunda akan merasa malu. Anak mereka adalah anak yang tidak berguna, kerjaannya hanya bermain.

"Ingat! Kamu harus tetap diam dikamar ini, Ayah udah siapin makanan buat kamu. Jadi kalau kamu lapar tidak usah ke dapur. Kalau mau ke kamar mandi lebih baik tahan saja,"peringat Ayah kepada Keisya.

Keisya hanya mengangguk, padahal hari ini ia ingin pergi bermain bersama Renjio di rumahnya lagi. Namun jika keadaannya seperti ini mau bagaimana lagi, ia harus bermain sendiri di kamarnya yang pengap.

"Mengerti kamu? Jangan bikin Ayah sama Bunda malu, kalau kamu mau masih hidup bersama kita. Kamu harus nurut!"

"Iya Ayah, Keisya gak akan pergi keluar. Keisya akan bermain sendiri di sini. Keisya gak mau Ayah sama Bunda malu."

Keisya ingin membuktikan kepada orang tuanya bahwa ia juga mampu, ia mampu melaksanakan apa yang ia minta. Apapun akan Keisya lakukan agar ia bisa mendapatkan pujian dari orang tuanya.

Keisya tertunduk di lantai, hari ini mood nya sangat bagus untuk menggambar. Tapi ia masih memandangi kertas putih, ia tidak tahu harus menggambar apa.

Keisya menghela nafasnya, bermain sendiri di kamar benar-benar membosankan. Andai saja Renjio ada di sini, mungkin ia tidak akan se bosan ini.

Keisya mengambil handphonenya di atas meja belajar, ia berniat untuk menelpon Renjio.

Panggilan pertama Renjio tidak mengangkatnya, tidak seperti biasanya. Panggilan kedua Renjio mengangkatnya, namun sepertinya suaranya bukan suara Renjio, namun Mamanya.

"Iya Keisya, kenapa? Renjio nya lagi main sama teman-temannya di belakang."

Keisya juga pengen main bersama teman-teman Keisya, tapi teman Keisya cuman Jojo.
Batin Keisya.

"Keisya mau bicara sama Jojo, boleh? Keisya mau cerita soal hari ini, Keisya juga pengen main. Keisya kesal kalau terus duduk sendirian di kamar."

"Lho, kenapa tidak ke sini saja? Nanti pulangnya biar Papah Renjio yang antar lagi seperti kemarin, atau perlu Renjio jemput kamu ke sana?"

"Tidak usah, lagian Ayah sama Bunda akan marah kalau Keisya keluar kamar. Keisya cuman pengen ngobrol sama Jojo."

"Ya sudah, Mama panggil dulu Jio nya yah. Sebentar, jangan dulu dimatiin telponnya."

Keisya hanya terdiam dengan sedikit anggukan yang lemah. Wajahnya tampak sedih, ia sangat iri kepada Renjio. Renjio memiliki banyak teman untuk bisa diajak bermain, namun dirinya? Ia hanya selalu di temani oleh kesendirian.

"Kenapa Keisya?"

"Aku mau bicara soal hari ini, Jo. Ayah sama Bunda gak boleh in aku buat keluar dari kamar. Aku bosan, aku pengen bermain."

"Ya sudah bermain saja sendirian di kamar mu yang besar itu."

"Jo, kok kamu gitu sih?"Keisya merasa nada bicara Renjio kepadanya terasa beda, Renjio sedikit menyentak Keisya.

"Lalu aku harus bagaimana? Itu sudah takdir hidup mu, Kei. Terima saja derita yang orang tua kamu berikan itu, jangan minta tolong sama aku."

"Jojo? Kok kamu berubah? Katanya kamu mau melindungi aku dari mereka? Katanya setiap kesedihan yang aku alami kita bagi berdua, katanya kamu gak suka kalau Ayah sama Bunda sakitin aku, kok kamu berubah pikiran?"Keisya berkata dengan nada yang bergetar.

Story Renjio [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang