Seiring berjalannya waktu, berita itu mulai tersebar kemana-mana. Para siswa maupun orang dewasa lainnya hanya membahas tentang pembunuhan yang di lakukan oleh Diana. Mereka terus saja memandang buruk Diana.
"DIANA KAMU SUDAH MEMALUKAN NAMA BAIK KELUARGA, KAMU SADAR ITU?!" Nais membentak keras Diana, namun Diana hanya menatap kosong ke arah depan.
"DIANA LIHAT IBU!"
"KAMU ITU KENAPA DIANA? SEKARANG KITA HARUS GIMANA?"
"IBU UDAH MALU SEKARANG, MALU SAMA TEMAN-TEMAN IBU! KAMU NGAK MALU SAMA TEMAN-TEMAN KAMU?!"
"KAMU BUTUH APA DIANA? SAMPAI KAMU HARUS BUNUH ORANG!"
"BILANG SAMA IBU, KAMU BUTUH APA?!
Nais mulai menggenggam erat pundak Diana, menggoyang-goyang kan tubuhnya yang sedang tertunduk lesu di atas lantai.
"JAWAB DIANA!!"
"AAAAAA!" Diana tiba-tiba berteriak sambil mengacak-acak rambutnya, ia tampak sangat frustasi dengan kejadian yang sudah menimpanya.
"Diana?" panggil Nais menatap Diana dengan aneh.
Diana beranjak dari posisinya, ia terlihat berjalan dengan lunglai keluar dari kamar. Tatapannya mulai tidak karuan dengan pikiran yang masih kosong.
"Diana, mau kemana kamu?! Ibu belum selesai bicara," Panggil Nais.
Diana pergi keluar rumah, entah mau kemana tujuannya. Tapi Nais tidak peduli, ia sudah kesal dengan kelakuan anak tirinya. Ia sudah tidak peduli jika Diana nanti akan masuk ke dalam sel penjara.
Diana saja tidak peduli terhadap dirinya, jadi itu pasti akan lebih mempersulit Nais.
"Sayang!" Panggil Nais kepada suaminya.
"SAYANG! LIHAT YANG SUDAH ANAKMU LAKUKAN!"
Suaminya tak kunjung menjawab panggilannya, ia kemudian pergi ke kamar untuk menemui suaminya. Setelah ia masuk, di dalam kamar terlihat sepi. Tidak ada suaminya di dalam.
"Sayang? Kemana dia?"
Kemudian Nais melihat sebuah surat di atas meja, ia tampak sangat penasaran dengan surat itu. Dengan sangat malas ia membuka suratnya.
Pertama tama aku mau minta maaf sebesar-besarnya pada istri ku tercinta, maaf kan aku karena aku akan membebani mu mulai sekarang.
Perusahaan ku bangkrut, sudah satu minggu terakhir ini mereka terus mengejar ku untuk membayar ke bangkrutan perusahan aku. Aku minta bantuan mu untuk terus kuat, dan tolong jaga Diana. Walau aku ngak tahu kalau pada akhirnya Diana akan di penjara.
Mulai sekarang kita berpisah dulu ya? Jangan cari aku. Aku pergi untuk hidup sendirian dengan tenang, masalah kebangkrutan perusahaan ku. Sepertinya sebentar lagi rumah kita akan di sita.
Semoga kamu bisa bertahan, maaf kan aku sekali lagi.
"Argh, LAKI-LAKI BRENGSEK AAAA!!" Nais melempar kertas itu ke sembarang arah, pikirannya benar-benar sudah mumet. Bertambah lagi beban yang harus ia selesaikan, padahal masalah Diana saja belum terselesaikan.
"Ahhh gue gak mau miskin! Gue harus kemana? Dasar suami brengsek!"
Benar saja, Nais sudah menjinjing tas besar. Ia seperti gelandangan, ia tidak tahu harus pergi kemana. Karena sesudah ia membaca surat dari suaminya, sekolompok orang berotot mendatangi rumahnya. Mereka menyita rumahnya dengan sangat kejam, mendorong-dorong tubuh Nais agar bisa cepet pergi meninggalkan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Renjio [ END ]
Teen Fiction15 Juli 22 - 6 Mei 23 Renjio, hidupnya dikelilingi oleh rasa bersalah kepada sahabat kecilnya Keisya. Seakan-akan kini Keisya sedang menghukum Renjio, namun ternyata hukuman itu sangat menyakitkan bagi Renjio. Seusianya ini, Renjio masih tidak bisa...