Usaha keras Yudi selama ini akhirnya membuahkan hasil juga. Dengan wajah sumringah ia menunjukkan namanya yang mejeng diantara nama-nama lain yang dinyatakan lulus seleksi nasional pada kedua orang tuanya. Di salah satu universitas negeri favorit.
"Yudi lulus ma, pa." katanya pada kedua orang tuanya.
"Anak mama memang pinter deh." sahut sang mama sambil memberikan cium sayang di pipi anak bungsu kesayangannya itu.
"Papa tekor nih ma." kata sang papa.
"Kenapa pa?" tanya sang mama.
"Papa kan janji akan membelikan sepeda motor baru buat Yudi kalo lulus seleksi nasional ma." jawab sang papa.
Yudi senyum-senyum kegirangan mendengar kata-kata sang papa.
***
Usai film pertama, mereka langsung nyambung lagi dengan film berikutnya.
"Duh jadi pengen ngocok nih." tiba-tiba Stefan nyeletuk.
"Gue juga." sambung Irvan.
"Ke kamar dulu ah. Mau ngocok." kata Stefan.
Teman-temannya tertawa. "Ngapain di kamar sih. Disini aja. Kok mesti malu sih. Cowok semua kan. Sama-sama punya kont*l." kata Dawin.
"Iya juga ya. Ya udah deh disini aja."
Stefan tanpa malu-malu langsung mengeluarkan kont*lnya dari balik celana pendeknya. Mata Yudi langsung melotot melihat kont*l Stefan yang hitam dan besar seperti Pisang Ambon itu. Dengan santai ia menggenggam batang itu kemudian mengocoknya, sambil matanya tetap menatap layar televisi. Irvan kemudian mendekati Stefan. Duduk disebelah cowok itu, ia pun kemudian mulai mengocok batang kont*lnya sendiri.
"Gak ikutan Yud?" tanya Algi.
Yudi hanya menggeleng. Ia benar-benar tak percaya melihat teman-teman barunya yang sepertinya baik-baik itu ternyata tak malu-malu ngocok di depan orang. Tiba-tiba Dawin mendekatinya. Tubuh kekar cowok ganteng itu sangat rapat pada tubuh Yudi.
"Kok malu-malu sih Yud. Keluarin aja. Atau perlu gue bantu?" katanya.
Tangan Dawin langsung meremas tonjolan kont*l Yudi yang tercetak membesar di selangkangannya. Di dekatnya, dilihatnya Algi juga sudah mulai mengocok kont*lnya sendiri. Bibirnya tersenyum pada Yudi.
"Ayo Yud..." katanya kemudian.
Yudi berusaha menyingkirkan tangan Dawin dari selangkangannya. Namun cowok berotot itu tak memperdulikan. Dengan paksa ditariknya celana pendek Yudi sehingga kont*l besar milik cowok ganteng itu menyembul ke luar.
"Win, jangan." kata Yudi.
Tangannya menepis tangan Dawin yang mulai menggenggam kont*lnya yang besar dan kemerahan itu. Namun Dawin tak peduli. Dengan lembut diremasnya kont*l Yudi.
"Jangan menolak. Entar gue patahin nih kont*l." jawab Dawin dingin.
***
"Ohhh oohhhh.. a.. a enak bangethhh." kata Indra meracau.
"Kamu suka Ndra? Suka?" tanya Adri.
"Sukah a suka bangethh.. sshhh.."
"Mau aa kasih yang lebih enak Ndra?"
"Apa itu a? ahhhh sshhhh.."
"Aa masukin ya pant*t Indra?"
"Masukin apahh a? aghhhh.."
"Kont*l aa."
"Jangan a sakithhh."
"Gak sakit Ndrah, coabin deh.."
"Jangan a."
Tapi Adri gak perduli, ia langsung bersimpuh diantara selangkangan Indra. Paha Indra diletakkannya diatas pahanya. Tangannya mencengkeram paha Indra kuat-kuat, menahan cowok itu agar tak bergerak. Indra ketakutan melihat kont*l Adri yang segede terong menyapu-nyapu bibir celah pant*tnya. Wajahnya dipalingkannya kebawah, mencoba melihat apa yang akan dilakukan Adri. Namun Daniel yang sedang keenakan gak rela kuluman Indra pada kont*lnya terhenti. Ditariknya wajah Indra agar tetap mengulum kont*lnya. Jadilah Indra mengulum kont*l Daniel sambil melirik dengan mata mendelik melihat apa yang akan dikerjakan Adri.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.
Link :
https://karyakarsa.com/jokooo69/kost-para
Yang berminat saja !
🌻🌻🌻