Keluargaku dan keluarga istriku tergolong keluarga besar. Bahkan di rumah yang kami tempati, tidak hanya aku dan istriku saja yang tinggal. Adik dari istriku Karin juga turut tinggal di rumah kami, namanya Yola.
Enam bulan kedepan, Yola akan menikah dengan Aldi. Mereka juga sudah bertunangan, karena sudah melewati upacara lamaran. Sekarang Aldi mulai mempersiapkan pernikahannya. Makanya dia pindah kerja ke kota ini. Sebelum dia mendapatkan rumah kontrakan, Yola meminta ijin padaku agar calon suaminya ini di ijinkan tinggal sementara di rumahku. Karena memang rumah ini cukup besar dan memiliki banyak kamar, aku pun tidak keberatan. Bahkan rumah pavilliun di kanan rumah itu bisa ditempati Aldi.
***
Malamnya setelah makan malam, kami mengobrol di ruang tamu sambil menonton TV. Jam sembilan malam Karin pergi tidur karena harus menyusui putra bungsu kami yang baru berusia 10 bulan. Dua cangkir kopi susu telah di sediakan untuk kami berdua beserta sepiring gorengan pisang dan singkong. Kami mengobrol tentang banyak hal sampai menyinggung ka arah sex.
Kuperhatikan wajahnya yang penuh di tumbuhi kumis dan jenggot yang di cukur bersih sehingga hanya tinggal warna kehijauan yang tampak. Sungguh lelaki yang tampan. Kedua tangannya di hiasi bulu-bulu yang hitam lebat. Otak mesum ku seketika membayangkan betapa lebat dan hitam bulu jembutnya. Kuintai dadanya yang tertutup kemeja yang tak terkancing di atas, tampak bulu-bulu halus yang lebat.
Jam sepuluh malam Aldi minta izin untuk tidur karena besok pagi dia sudah harus mulai training. Jujur aku telah memendam perasaan yang pernah ada terhadap cowok ini sekian lama. Sebelum aku menikah dulu, memang aku pernah menjalani kehidupan seks bebas ala remaja. Beberapa kali aku dan temanku mengundang pelacur untuk pesta seks. Dan pengalaman ku juga tidak hanya itu saja, teman ku yang biseks juga mengajariku berhubungan dengan sesama, ketika kami melakukan orgy seks dengan dua wanita dan tiga pria.
***
Kubayangkan aku menjilati tubuh berbulunya Aldi calon suami Yola, adik istriku itu. Dan aku membayangkan betapa keras dan besar kontol Aldi, sang calon iparku ini.
Aldi sudah masuk ke kamarnya. Aku memutar otak bagaimana caranya agar bisa menikmati tubuhnya. Akal bulusku memunculkan ide cemerlang. Kuketuk pintu kamar sambil membawa sarung dan selimut. Aldi membukakan pintu. Dia sudah membuka pakaiannya sehingga hanya memakai celana dalam saja. Kuberikan selimut dan sarung agar dia menggunakannya.
Aku keluar dan meneruskan menonton TV. Film di TV tak kuhiraukan, hanya fantasi seks liarku yang ada dibenak ku. Jam 12 malam aku masih belum mengantuk. Kubayangkan Aldi sedang tidur pulas. Sulit untuk menghilangkan wajahnya dari benak ku.
Perlahan aku bangkit menuju ke kamarnya. Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya yang sengaja kubuka dengan kunci cadangan. Lampu tidur terpasang sehingga aku dapat melihatnya tidur dalam keremangan. Sarungku ternyata di pakainya. Mataku terbelalak ketika kutelusuri bagian atas sarungnya tertarik ke bawah sehingga mulai dari paha keatas terbuka. Aldi tak memakai apapun selain sarung ku. Yang membuatku terbelalak adalah kontolnya yang tegak ngaceng.
***
Aku bangkit dari sofa mendekatinya. Tangan Aldi mulai bergerak ke atas dan ke bawah pada batang kontol raksasanya.
"Mau dibantu, Dik Aldi?" tanyaku dengan suara agak bergetar disertai keberanian yang nekat.
"Kok Mas ada disini?" tanyanya heran.
***
Kutindih Aldi sambil meremasi bagian selangkangannya yang masih menegang.
Dia mendesis. "Uhh... geliiiiii maaaaaas...enakkk mass... akhhhh..."
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Cerita selengkapnya sudah tersedia di karyakarsa.
Link :
https://karyakarsa.com/jokooo69/adik-ipar-809851
Yang berminat saja !
🌻🌻🌻