Chapter 03

465 29 0
                                    

Typo tandai aja.

Happy reading

Dimalam yang indah ini seorang gadis dengan pakaian yang sederhana itu keluar dari rumahnya dan berjalan ke sebuah rumah kecil yang tak jauh dari rumahnya.

Gadis itu adalah vanya. Ia datang lebih awal dari farel agar tidak ketahuan jika itu bukan rumahnya. Pemilik rumah yamg saat ini vanya berada adalah rumah pak Wahyu dan ibu helma mereka mempunyai seorang putri tapi vanya sendiri tidak pernah melihat atau pun tahu siapa putrinya itu. Katanya putri mereka bersekolah yang sama dengan Vanya. Pak Wahyu adalah seorang penjual mie ayam dan bakso di dekan taman kompleks. Sedangkan bu helma adalah seorang buruh cuci baju di rumah rumah. Pasangan suami istri itu sangat baik. Tapi entahlah bagaimana dengan anaknya. vanya sering bermain rumah pak Wahyu dan bu helma saat ia sedang bosan di rumah, tapi jika bu helma di rumah. Jika bu helma tidka di rumah vanya tidak bermain ke rumahnya.

Jika kalian bertanya. Kalo vanya main ke rumah pak Wahyu harusnya dia tau dong siapa putrinya? Secara kan di dalam rumah itu pasti ada foto keluarga mereka?. Jawabannya tidak. Mereka tidak memiliki foto keluarga. Kata bu helma putri nya jarang pulang. Bahkan jika putrinya pulang itu sangat larut malam dan pagi pagi sekali putrinya sudah pergi lagi. Entahlah. Sebagai orang tua mereka juga sangat mengkhawatirkan putrinya apa lagi dia anak semata wayangnya. Bu helma tidak bisa hamil lagi karena suatu kejadian.

 Bu helma tidak bisa hamil lagi karena suatu kejadian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Outfit yang di pake Vanya)

Tak lama seorang cowok dengan motor sport hitam miliknya datang menghampiri vanya.

Farel melepas helm nya. Lalu menatap vanya.

'Eh anjir! Cantik banget. Padahal cuma pake baju sederhana. Baju sederhana aja vanya cantik apa lagi kalo baju mewah?' batin farel

*Bajunya emang sederhana tapi harganya seharga ginjal mu mas*

Vanya melambaikan tangannya di depan farel karena cowok itu hanya melamun memandanginya.

"Hei" kali ini vanya berhasil membuyarkan lamunannya.

"Eh iya kenapa?" Ujur farel gelagapan.

"Lo yang kenapa! Dari tadi diem mulu!" Ketus vanya.

"Hehe maaf","Yaudah yok naik" ujur farel yang sudah memasangkan helm untuk vanya dan juga untuk dirinya.

Sesudah memastikan Vanya naik, farel melakukan motornya dengan kecepatan tinggi. Tujuannya tak laun agar cepat sampai.

Beberapa menit telah berlalu. Motor farel berhenti di parkiran. Yang artinya mereka sudah sampai. Mereka berdua turun dari motor farel. Farel melepas helm nya begitu dengan vanya.

LAVANYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang