chapter 07

296 18 2
                                    

Happy reading

Tok tok tok!

Seorang mengetuk pintu dengan keras. Membuat orang yang berada di dalamnya langsung membuka pintunya.

"ADA APA!!" Sentak pria yang membuka pintu.

"Gawat tuan"

"Gawat kenapa!!"

"Gawat.. nona vanya mengalami kecelakaan. Karena nona menghindari seorang wanita paruh baya yang menyebrang jalan. Saat nona berhasil menghindari wanita itu.. sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi, truk menabrak mobil nona. Mobil nona sempat berguling beberapa kali. Kemungkinan untuk nona hidup sangat kecil dikarenakan mobil yang nona vanya tumpangi nyariss tak berbentuk" ujur pria yang mengetuk pintu.

Mata pria itu melotot dengan sempurna. Matanya memerah begitupun dengan wajahnya. Pria itu menendang pintu dengan keras.

Dakk

"Arghhhh!!" Pria itu berteriak frustasi. Ia mengacak acak tubuhnya dengan sangat frustasi.

"Siapkan pesawat untuk kita pulang ke Kanada. Besok pagi kita akan ke rumah sakit untuk menjemput gadisku" Tegas pria tersebut.

"Baik tuan"

Brakk

Pria itu menutup pintunya dengan sangat keras. Ia berjalan mendekati meja lalu mengobrak abrik barang yang ada di atas meja itu.

"ARGHHHH!!!"

***

"Ee kamu temennya vanya??" Ujur vitto kepada jelita. Jelita sedari tadi mondar-mandir di depan pintu UGD.

Jelita mendongak dan menatap vitto "eh iya tuan saya temannya vanya. Tuan ada urusan apa kemari??" Tanya jelita yang heran.

"Saya ayahnya" ujur vitto.

Mata jelita membola sempurna. Bagaimana mungkin. Bukankah vanya hanya seorang gadis cupu nan miskin. Tapi ini?? Apa yang sebenarnya terjadi??. Siapa vanya sebenarnya?? Ada hubungan apa mereka dengan vanya??.

"Nak" vitto memangil jelita yang melamun.

"Eh iya tuan maaf" lamunan jelita lenyap saat vitto memangilnya.

"Bagaimana keadaan vanya??" Tanya vitto lagi.

"Saya belum tahu keadaan vanya. Sedari tadi dokter belum juga keluar dari ruangan ini" ujur jelita dengan raut wajah khawatir.

Vitto menghela nafas berat lalu duduk di kursi tunggu bersama dengan nathalie. Menyangkut tentang nathalie, ia memang ikut bersama vitto. Tapi ia masih lemas. Bahkan saat berjalan menuju kemari vitto harus mengendong Nathalie. Tadi nathalie sempat berdiri namun karena tak kuat menahan bobot badannya iya terjatuh. Jadi mau tak mau vitto harus mengendong Nathalie.

Cukup lama menunggu akhirnya dokter beserta suster keluar dari ruangan itu. Vitto berdiri dengan sigap lalu menghampiri dokter itu.

"Bagai mana keadaan putri saya??" Tanya vitto khawatir.

"Keadaan nona vanya sangat buruk tuan. Ia kehilangan banyak darah. Dan juga ada ada cedera di bagian tubuhnya. Kamu juga tidak bisa memprediksi kapan nona vanya akan bagun" ujur dokter itu.

LAVANYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang