chapter 19

83 6 0
                                    

Typo? Tandai aja okee?.

Di bawah sinar bulan terdapat seorang cowok yang sedang duduk di kursi taman, dengan memegangi ponselnya yang menampilkan sosok gadis cantik berkulit putih. Angin malam yang dingin menusuk kulit putih cowok itu, tapi ia tetap menghiraukan nya.

"Aku kangen banget sama kamu sayang.. tadi kita ketemu yah, tapi kamu ga lihat aku. Tadi kamu aku panggil juga kayaknya ga denger yah.. haha kamu bahagia banget yah sama sahabat aku.. sakit banget lihat kamu kayak gitu sama sahabat aku.. pengen ketemu, terus peluk kamu erat erat. Biar kamu ga pergi hehe" cowok itu mencium ponselnya sendiri yang masih menampilkan sosok gadis cantik berkulit putih itu.

Masih dalam keadaan mencium ponselnya, cowok itu menangis tak kala mengingat suatu kejadian yang mungkin membuatnya sakit.

"Ya allah kenapa gini banget sih.. kenapa aku harus cinta sama orang yang orang itu sendiri cinta sama sahabat aku?"

"Kira kira kamu lagi ngapain yah sama farel??"

"Udah makan belum??"

"Semoga aja kamu udah makan yah"

***

Di pagi telah tiba, di sebuah ruang makan sedang di adakan sarapan pagi. Dengan dua cowok yang sudah menggunakan seragam sekolah.

"Nanti kamu satu kelas sama farel, kalo ada apa apa kamu bisa minta tolong sama farel" ujur veve kepada zeyne.

"Iya tante"

"Okey, ya udah di lanjutin gih sarapannya. Kalo udah selesai berangkat, biar ga telat"

"Iya"

Singkat cerita farel lebih dulu menyelesaikan sarapannya di bandingkan dengan yang lain. Farel berdiri bersiap melangkahkan kakinya. Tapi suara veve menghentikan aktivitasnya.

"Rel, kamu mau berangkat duluan?? Terus zeyne gimana? Tungguin bentar gih, biar kalian berangkat bareng" ujur veve.

Farel melihat jam tangannya "waduh ga bisa mah, farel mau jemput vanya. Udah jam segini soalnya.. lo berani berangkat sendiri ga?" ujur farel merasa bersalah.

"Eh bentar ini udah selesai kok" ujur zeyne lalu berdiri.

"Okeh, ya udah mah, pah, om, Tante. Kita berangkat dulu ya, assalamualaikum"

"Iya hati hati ya, Waalaikumsalam"

Setelah mereka berdua menyalami orang tua mereka masing-masing mereka pergi keluar, menuju garasi. Farel menggunakan mobil, karena zeyne ikut dengannya. Masalah bensin, semalam sudah di isi olehnya.

"Rel lo mau ke rumahnya vanya?"

"Iyaa"

***

Sesampainya di rumah vanya, farel dan zeyne keluar dari mobil. Berjalan menuju pintu utama rumah vanya.

Anjirr gede banget rumahnya.. pasti bukan orang sembarangan deh.. batin zeyne tak kala melihat rumah vanya yang besarnya mungkin jauh lebih besar dari rumahnya.

Setelah mengetuk pintu akhirnya, vanya keluar dengan Nathalie boy's Mahardhika dan juga vitto.

"Wih rel. Siapa nih??" Tanya Aiden.

"Oh kenalin ini zeyne, sahabat masa kecil gue. Dia baru ke Indonesia beberapa hari yang lalu"

"Oalah gue Aiden"

"Avin"

"Nathan"

"Zeyne mereka abangnya vanya"

"Zeyne"

LAVANYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang