chapter 01

1.2K 44 6
                                    

Typo tolong tandai

Happy reading

Lavanya Sandra Mahardika seorang gadis cantik yang masih berusia 17 tahun itu menyamar menjadi gadis cupu, miskin di SMA Rajawali, sekolah yang merupakan milik keluarga Mahardika. Ia menyembunyikannya identitasnya sebagai putri Mahardika. Tujuannya tak lain hanya untuk menemukan teman atau musuh. Ia ingin tau siapa yang ingin berteman dengannya. Dan siapa yang akan memusuhinya. Sebenarnya ia anak perempuan dari keluarga Mahardika. Keputusannya menyamar sebagai gadis cupu nan miskin itu sempat di tentang oleh keluarganya. Bukan apa-apa tapi mereka takut terjadi sesuatu kepada vanya. Apa lagi di jaman sekaran banyak kasus pembullyan yang membuat si korban sekarat bahkan lebih parahnya beda alam alias kehilangan nyawanya. Tapi vanya tidak berhenti sampai di situ ia terus meyakinkan keluarganya bahwa dia akan baik baik saja.

Karena khawatir Nathalie dan vitto selaku orang tua vanya, mengecek kondisi vanya. Memastikan jika putrinya baik baik saja. Yang mereka takutkan pun benar. Vanya sering di bully. Saat mereka akan menolongnya vanya melarang keras untuk jangan menolongnya. Vanya tidak mau rencananya berantakan.

Vanya mempunyai 3 saudara laki-laki yang juga bersekolah di sana. Mereka juga sering melihat vanya di bully. Bukannya tidak ingin menolong, sama seperti orang tuanya. Mereka juga di larang keras oleh vanya. Mau tak mau mereka harus menuruti kemauan vanya. bahkan bukan sekali vanya masuk rumah sakit karena di bully. Vanya bisa saja melawan, tapi jika ia melawan rencananya juga akan berantakan.

"Heh cewek cupu!! Kerjain tugas gue nih!" Seorang perempuan melemparkan sebuah buku tulis ke arah vanya.

"Iya"

Vanya mengerjakan tugas perempuan itu. Tidak sulit bagi vanya. Ia bahkan bisa mengerjakannya dengan waktu yang singkat. Berbeda dengan gadis yang lain. Vanya memang anak orang kaya yang tidak suka berfoya foya. Vanya justru sangat pintar dalam semua materi. Ia bahkan sering mendapat juara kelas.

"Udah apa belom!" Sentak perempuan yang bernama jelita tersebut.

"Udah kok nih" vanya mengulurkan buku milik jelita.

Jelita mengambil bukunya dan melihat semua tugasnya. Semua tugasnya sudah di kerjakan oleh vanya.

"Bagus"

***

Bel istirahat berbunyi semua murid berhamburan keluar dan berjalan menuju kantin.

"Dek mau ke kantin bareng ngak??" Tanya Nathan selaku kakak keduanya.

"Ehehe ngak deh bang aku mau ke kantin bareng Dylan aja. Kasihan tu anak ngak ada yang nemenin" vanya melirik sekilas Dylan selaku orang cupu, miskin dan selalu menjadi bahan bully-an.

Mereka bertiga mengikuti arah pandangan vanya dan mendapati seorang pria berkacamata. Cukup tampan juga kaca matanya di lepas.

"Ekhem! Hati hati dek nanti suka loh sama si dylan dylan itu" goda avin selaku kakak pertamanya.

"Apaan sih bang! Emang kalo aku suka sama si dylan ngak boleh! Suka suka aku dong mau suka sama siapa!" Ketus vanya.

Avin menggaruk tengkuknya yang tak gatal "hehehe ngak ada salahnya juga sih dek"

"Yaudah sana pergi! Nanti ketahuan!"

LAVANYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang