chapter 05

369 19 0
                                    

Happy reading

Hari telah berganti sudah hampir 2 bulan dari kejadian tersebut. Di bawah sinar bulan sepasang remaja pergi ke taman tak jauh dari rumah si cewek.

"lo cowok prik yang pernah gue temuin rel"

"Gue bahagia bisa kenal sama lo"

"Lo udah mau temenan ama gue"

"Gue juga van.. lo cewek prik yang pernah gue temuin" farel terkekeh geli.

"Gue berharap ngak ada yang misahin kita dan gue harap... Lo juga bisa nerima cinta gue" ucap farel diakhiri dengan suara lirih.

"Hah! Apa? Gue ngak kedengaran" vanya menatap farel dengan 0enuh tanda tanya.

Farel menarik nafas  dalam-dalam "van.. gue cinta sama lo van" farel menatap vanya dalam.

"M-maksud lo?"

"Gue c.i.n.t.a. sama lo"

"L-lo serius"

"Iya gue serius"

Vanya menunduk sejenak sebelum akhirnya ia menatap wajah farel. Mencari kebohongan dari mata farel. Tapi hasilnya nihil. Farel sangat serius. Bahkan pelipisnya mengeluarkan kringat.

"Gue ngak mau di permainan rel. Gue tahu dan gue sadar diri kalo gue emang anak miskin, cupu, dan ngak cantik. Tapi jangan pernah permainin perasaan gue rel. Kalo lo emang bercanda lo bilang aja. Sebelum rasa gue terlalu jauh buat lo rel. Ini perasaan rel. Jadi tolong pertimbangkan baik baik. Gue ngak mau terluka gara gara candaan lo itu" setelah mengatakan itu vanya beranjak dari tempatnya.

"Gue ngak bercanda van. Gue ngak bercanda. Gue serius gue cinta sama lo. Lo cantik, lo baik, lo sabar, lo juga prik. Gue udah pertimbangkan baik baik. Gue udah tau semua tentang lo. 2 bulan kita kenal emang ngak cukup ya van??. Gue udah suka sama lo van jauh sebelum gue putusin amel. Gue pengen banget nyapa lo. Gue pengen banget deket sama lo. Tapi terhalang karena amel. Gue ngak mandang harta kok van. Gue nyaman sama lo. Dan gue harap lo cinta terakhir gue. Lo emang bukan cinta pertama gue tapi lo bisa jadi cinta terakhir gue van" jelas farel panjang lebar.

Farel berjalan menghampiri vanya yang masih terdiam kaku.sebelum menghampiri vanya farel memetik bunga mawar yang berada di sana. Farel berlutut dengan tangan yang memegang bunga mawar.

"Kalo lo terima cinta gue linterima bunga gue. Tapi kalo lo nolak gue lo boleh pergi" ujur farel.

'Ngak ada alasan gue nolak lo rel. Lo cowok terprik yang gue cintai.bisa bisanya gue cinta sama cowok prik kek lo rel. Gue hargai cara lo buat gue cinta sama lo. Lo berhasil rel, lo udah berhasil buat gue cinta.' Batin vanya

"Maaf rel gue ngak bisa.."

"Kenapa??"

"Ngak bisa nolak maksudnya"  vanya mengambil bunga mawar yang berada di tangan Farel.

Setelah mendapat jawaban dari vanya farel mengangkat tubuh vanya.

"Terimakasih"

"Sama sama"

"Ya udah gue pulang dulu ya udah malem nih. Gue takut di marahin dad- eh ayah" sambung vanya.

"Oh ya udah mau aku anterin??" Tanya farel.

"Ee ngak usah deh rel" tolak vanya.

"Ya udah hati hati ya" farel memeluk tubuh vanya sebelum akhirnya ia melepaskan pelukannya. Vanya berjalan meninggalkan farel yang masih diam di tempatnya. Farel melihat vanya yang sudah jauh hingga punggung nya tak terlihat.

LAVANYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang