chapter 06

318 22 0
                                    


Happy reading

"Akhhh!! Sakittt!!" Tiba tiba jelita mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Eh eh lo kenapa??" Tanya vanya khawatir.

"Perut gue sakittt!"

"Eh terus gue harus gimana?!"

"Please... Tolong gue.. ini sakit banget"  jelita menangis meminta tolong kepada vanya. Sungguh ini benar benar sakit.

"Ee.. oke oke. Lo tunggu di sini sebentar. Gue mau nemuin seseorang dulu. Bentar aja. Oke! Tunggu gue!!" Vanya berlari keluar mencari seseorang. Beberapa detik mencari akhirnya ketemu.

Vanya berhenti di depan orang itu sambil ngos-ngosan "pinjem kunci mobil!!" Sentak vanya.

"Apaan sih, dateng dateng ngak jelas" ujur avin. Ya ia menemui avin untuk meminjam mobilnya.

"Cepetan!!"

"Buat apaan sih!" Tanya avin.

"Ini darurat!! Bentar aja! Nanti aku balikin!. Plis kak kali ini lo jangan lemot deh!! Cepetan!" Sentak vanya.

Karena lama tak mendapat jawaban vanya menyambar kantong saku avin dan mengambil kunci mobilnya. Setelah mendapat kunci mobilnya vanya berlari secepat mungkin.

"Heh!"

"Pinjem! Nanti aku balikin kok!! Tenang aja! Gue juga punya! Ngak bakal gue embat kok!"

Sesampainya di UKS vanya memapah jelita untuk keluar dari ruangan itu lalu berjalan ke arah parkiran.

"Van sakitt"

"Iya bentar.. tahan bentar ya. Gue pastiin kita ngak bakal lama buat sampai di rumah sakit" vanya menggenggam tangan jelita sejenak untuk menenangkannya.

Setelah memutar mobilnya vanya menginjak pedal gas lalu pergi meninggalkan area sekolah.

"Van jangan cepet cepet! Gue takutt"

"Udah ngak papa. Ngak bakal terjadi apa apa kok"

Vanya mengemudikan mobilnya dengan lihainya. Jelita bahkan di buat heran olehnya. Bagaimana bisa?? Bukankah vanya hanya seorang anak cupu nan miskin?? Lalu kenapa ia bis mengemudikan mobil itu dengan sangat lihainya?? Dan dari mana vanya mendapatkan mobil itu??.

Tak lama mobil vanya berhenti di parkiran rumah sakit. Vanya dengan cepat memapah jelita membawanya masuk ke dalam.

"DOKTER!! DOKTER!!" Vanya berteriak memangil dokter. Dokter dengan beberapa suster datang menghampirinya.

"Ah nona vanya.. ada apa?? Apa ada yang bisa kami bantu??" Ujur dokter itu.

"Tolong dia. Dia temanku. Dia sedang hamil. Tolong jangan biarkan dia dan bayinya terluka" ujur vanya.

Suster mendorong brankar kearah mereka lalu membantu jelita untuk tidur di brankar tersebut.

Dokter memeriksa jelita "kandungannya sangat lemah. Apa tadi dia mengalami kejadian yang membuatnya mungkin bisa seperti ini??" Tanya dokter itu.

LAVANYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang