Pagi yang cerah. 2 minggu setelah vanya di ajak ke rumah zac. vanya berjalan di koridor sekolah sendirian, hari ini vanya membawa kendaraan sendiri. Karena farel kebetulan tidak bisa menjemput vanya.
Vanya berjalan, sembari membalas sapaan dari teman temannya yang ia temuin di sepanjang jalan.
"Eh vanya.. tumben ga bareng sama farel? Farel mana? Apa mampir ke kanti?" Tanya salah satu siswa.
"Iya. Dia ga bisa jemput. Ada urusan katanya. Kenapa?" Tanya vanya kepada siswa itu.
"Oalah.. tadi kok ga bilang sama gue kalo lo ga barengan sama farel? Kalo tadi lo bilang.. kalo lo ga bareng sama farel, mungkin gue jemput lo tadi" kata siswa itu.
"Dih. Apaan sih. Emang lo siapa gue? Pake bilang segala sama lo. Kalo pun farel ga bisa jemput gue.. gue masih bisa di anter orang rumah, sodara gue.. ataupun berangkat sendi kali. Sok asik banget lo" ketus Vanya lalu pergi meninggalkan siswa itu.
"Lah va-".
"Bacot ngentod".
"Heh dek. Ga boleh ngomong kotor" sela avin yang tiba' datang.
Vanya menoleh ke belakang lalu menatap sinis avin lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Sesampainya di kelas Vanya langsung duduk di tempat duduknya. Terlihat farel belum sampai di kelas. Bangku di samping masih kodong.
Tak lama farel datang dengan penampilan acak acakan. Lalu duduk di kursi vanya.
Leo datang menggebrak meja yang membuat semua mata tertuju padanya, lalu menarik kursi agar ia bisa duduk berhadapan dengan farel.
Menatap farel curiga. "Tadi lo boncengan sama siapa bos? Kayaknya tadi bukan vanya deh" ujur leo curiga.
Farel melirik vanya sejenak lalu kembali menatap leo yang ada di hadapannya.
"Oh tadi. Bukan siapa siapa. Kenapa emangnya?".
"Bukan siapa siapa?" Ulang leo. "Tapi tadi dia meluk lo anjing. Siapa tadi?".
"Pelukan? Farel? Sama cewek lain? Siapa?" Batin vanya. Lalu menatap farel dengan tatapan penuh tanda tanya. Farel membalas tatapan vanya, tapi tak berlangsung lama.
"Dia mantan gue."
Deg.
Dada vanya mendadak sakit. Rasanya sulit untuk bernafas. Seolah tidak ada oksigen yang masuk melalui lubang hidungnya. Sakit.
"Maksud lo?" Tanya leo.
"Iya dia mantan gue. Namanya syifa".
"Rel?".
"Apaan sih. Dia tuh pindahan dari SMA sebelah. Ga usah cemburu. Alay."
Deg.
Seperti di hantam oleh benda yang begitu keras. Dada vanya naik turun. Matanya merah padam.alay? Yah alay. Sepele.
"Lo bilang cemburu itu alay?" Tanya vanya dengan mata berkaca-kaca. "Alay?. Haha iya alay".
"Apaan sih. Syifa cuma numpang tumpangan doang van. Ga usah lebay deh. Ga usah kayak anak kecil" ketus farel.
Vanya terkekeh. "Apa? Lo ga salah ngomong kan?". "Oke sekarang lo milih gue.. apa syifa mantan lo itu? Ha?" Tanya vanya.
"Ck. Ga usah egois. Dia ga ada yang nganterin van. Ga usah kayak anak kecil deh".
Vanya tersenyum remeh lalu menendang meja nya, dana mengambil tasnya. Lalu berdiri menatap farel dengan lekat. "Udah jelas kalo lo milih mantan lo".
"Minggir gue mau lewat".

KAMU SEDANG MEMBACA
LAVANYA
AcakLavanya Sandra Mahardhika seorang gadis SMA yang menyamar menjadi seorang gadis cupu dan miskin. Hanya untuk mendapatkan teman yang menerima apa adanya. Tidak memandang harta. Mustahil? Jangan bilang mustahil jika kita belum mencobanya. Aku tambahin...