Kawin, Yuk! - Prolog

53.8K 3.2K 119
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Eh, ini Sisil anaknya Pak Jordan, ya? Wah, sudah dewasa ya, cantik pula!"

"Tapi katanya belum menikah, ya? Sayang sekali, padahal kariernya bagus, lulusan terbaik juga. Masa gak ada laki-laki yang mau, sih?"

"Cantik sih, tapi gak laku!"

"Sil, si Murni udah mau punya anak, lho. Dia dibawah kamu padahal usianya, tapi kok kamu belom ada niatan mau nikah. Ada pacar, kah?"

Entah harus berapa lama Sisil terjebak dalam zona menyebalkan sekaligus mengerikan ini. Meski bukan pertama kalinya dia dihadapkan dengan ocehan dan tetek bengeknya, tetap saja perkataan mereka berhasil menyentil perasaannya sebagai seorang wanita jomblo diusia yang ke-27 ini.

Siapa, sih, yang tidak mau menikah? Siapa yang tidak menginginkan sebuah rumah tangga dan suami yang membimbingnya? Sisil juga mau, tapi kalau jodohnya belum datang mau bagaimana?

Sebenarnya titel jomblo nyaris lenyap jika saja kekasihnya melamarnya tapi ternyata takdir justru berkata lain. Daripada menikahinya, pria sialan itu sekarang justru tengah duduk diatas pelaminan bersama dengan adik perempuannya. Iya, dia diselingkuhi dengan adik kandung sendiri dan juga dilangkahi. Sialan memang! Sudah jatuh tertimpa tangga pula.

"Nak, mau setinggi apapun kariermu, kalau kamu belum memiliki keluarga tetap saja ada yang kurang. Mungkin karena kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan makanya cowok tidak ada yang mau!" Sisil memejamkan kedua matanya, menghembuskan nafas dengan kasar saat suara Tantenya kembali terdengar.

Dia bisa merasakan usapan yang Mamanya berikan. Mungkin niatnya untuk membuatnya tenang dan tak tersulut emosi, namun sayang sekali itu tidak membantu.

Acara pernikahan adiknya sudah selesai dan sekarang mereka sedang berkumpul diruang tengah, menunggu kedatangan pengantin baru dirumah tersebut. Tapi Sisil justru direcoki oleh para Tantenya, katanya pamali anak tertua dilangkahi, dan lain sebagainya. Ya, memang siapa juga yang mau dilangkahi?

"Sesil 'kan cantik, Mbak. Selain itu dia juga jago urus soal dapur, laki-laki pasti carinya yang bisa meng-handle urusan rumah dibanding kerjaan!" Timpal Tante Saski, adik kedua ayah Sisil ---yang paling dekat dengan Sesil namun paling jauh dengan Sisil.

"Tante bisa diem gak, sih?" Emosi yang sejak tadi Sisil tahan pada akhirnya termuntahkan begitu saja.

Dilayangkannya tatapan bengis pada tiga Tante yang saat ini duduk berdampingan dengan suami mereka, tak lupa anak serta cucu mereka yang juga turut hadir. Rencananya akan ikut melangsungkan syukuran pernikahan Sesil ---atau lebih tepatnya numpang makan.

"Tabte pikir Sisil mau kayak gini? Dilangkahin adik sendiri? Tante pikir Sisil gak mau nikah?" Mama yang duduk disamping Sisil meremas lengan putri sulungnya tersebut.

Kawin, Yuk! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang