***
"Oh? Sudah hamil? Berapa bulan?"
"Wah, cepat sekali ya? Nikahnya baru sebulan tapi sudah jadi."
"Apa gak curiga, Bu Murni! Siapa tau anaknya ada yang salah."
"Masa hamil tiga minggu perutnya udah keliatan gede?"
"Alasan doang, siapa tau hamil duluan 'kan? Makanya nikahnya juga gak rame-rame amat!"
Kata-kata diatas adalah yang paling Sesil dengar akhir-akhir ini ---lebih tepatnya semenjak mamanya mengatakan di grup keluarga dan teman arisan, jika dirinya sedang mengandung.
Sebenarnya dugaan mereka tidaklah salah. Sesil memang sudah mengandung sebelum menikah dan orangtuanya sengaja menyembunyikan lalu memberitahu sebulan setelah menikah jika dia sedang hamil, agar orang-orang tidak semakin curiga kalau tahu tiba-tiba sudah melahirkan.
Namun rasanya hati Sesil tetap sakit saat mendengarnya. Ketika dia baru pulang dari minimarket bersama Juan atau membeli sayur yang biasa lewat, tetangganya pasti langsung berbisik-bisik yang pasti bisa Sesil dengar.
Sampai akhirnya ada satu kalimat yang berhasil mencubit hati Sesil lebih kuat."Harusnya udah curiga dari semenjak dia mendadak kirim undangan sampai tega lengkahin kakaknya. Kurang baik apa Silvia sebagai kakak? Sesil gak mungkin langkahin kalo gak hamil duluan!"
Saat itu air matanya langsung keluar tanpa bisa dicegah.
Ya, Sesil sadar betul semua ini adalah kesalahannya. Dari awal dirinyalah yang bersalah karena telah menaruh hati pada Juan ---yang waktu itu--- selaku kekasih kakaknya sendiri.
Salah Sesil yang baper oleh perhatian Juan, hanya karena sering mengantar dan jemputnya dari toko kue milik mamanya, Sesil sampai jatuh cinta kepada Juan dan terus mendekatinya. Akhirnya terjadilah permainan api yang mereka buat dibelakang Sisil.Juan yang membutuhkan waktu Sisil, kemudian berpaling pada Sesil yang memiliki banyak waktu luang untuk bersama. Bahkan Sesil dengan murahannya memberikan keperawanan kepada Juan. Bukan sekali, tetapi berkali-kali hingga akhirnya benih itu tumbuh dalam rahimnya.
Seolah belum cukup dia membuat kakaknya kecewa dengan kabar perselingkuhan mereka, Sesil kembali menjadi saudara jahat dengan memberi kabar pernikahannya pada Sisil.
Semua keluarga tahu sedekat apa dirinya dengan Sisil, mereka lebih terlihat seperti anak kembar dibanding adik dan kakak jarak usia jauh. Sisil selalu melindunginya, membelanya saat budhe mengkritik niatan tidak ingin kuliahnya. Sisil itu tameng perlindungan Sesil setelah orangtuanya.Tapi dengan kurang ajar Sesil malah menanam kebencian dihati Sisil. Kakaknya.
Kini, Sesil tengah menikmati buah karmanya. Seolah berada diposisi Sisil yang selalu ditekan kapan menikah, diejek perawan tua dan lain sebagainya. Sekarang Sesil mengalami hal serupa namun dengan masalah yang berbeda. Yakni hamil diluar nikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin, Yuk! (TAMAT)
RomanceSilvia, wanita yang harus ditinggal nikah oleh kekasih dan adiknya, membuatnya harus kembali memupuskan impian pernikahan diusia 27 dan selalu dikatai perawan tua oleh tante-tantenya. Sampai akhirnya dia terpaksa kabur ke kampung halaman sang nenek...