Kawin, Yuk! - Bagian 24

23.3K 2K 40
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Iya. Aku seneng banget tau, Kang! Bisa ketemu lagi sama sahabat aku, soalnya udah lamaa banget kita gak ketemu. Sekarang kita bisa kumpul sambil ngobrol lagi. Pokoknya untuk hari ini aku bahagiaa!"

Yayan tidak bisa menyembunyikan gurat bahagia tatkala mendengar cerita yang mengalir dari mulut Sisil, wanita yang sejak beberapa belas menit lalu bervideo call bersamanya, meski sesekali harus terganggu oleh buruknya kondisi jaringan. Namun bagi Yayan sudah cukup rasanya melihat Sisil baik-baik saja dan malah bersenang-senang, meski tanpa dirinya.

"Kapan-kapan boleh, dong? Aku ikut kumpul?" Matanya terus menatap wajah wanita dilayar handphonenya, dimana Sisil tengah serius membubuhi wajahnya dengan sebuah serum.

"Boleh banget! Nanti aku mau ajak Kang Yayan ketemu sama mereka terus pamerin ke Andita. Dia pasti iri karena calon suami aku ganteng terus keker, kayak Arjuna!"

Lagi-lagi Yayan tergelak ketika mendengar gurauan Sisil. Wanita itu benar-benar tahu bagaimana caranya membuat guyonan dan bisa membuat orang tertawa oleh tingkahnya.
Mungkin bagi orangtuanya, Sisil adalah anak sulung dan juga dewasa. Tapi dimatanya, Sisil adalah wanita yang terkadang juga bisa rapuh, yang membutuhkan bahu untuk bersandar dengan manja. Dan Yayan merasa beruntung karena bahunya lah yang wanita itu pilih.

"Ya udah, kalo gitu aku mau lanjut kerja lagi. Udah dulu, ya? Kamu jaga kesehatan disana."

"Oke. Akang juga, dadah! Assalamualaikum!" Yayan tersenyum dengan begitu manis sembari menjawab salam Sisil, layar handphone-nya kembali ke layar utama dan dimasukannya benda tersebut kedalam saku celana.

Pandangannya mengedar kesegala arah, dimana banyaknya pekerja yang membantu dalam mengelola peternakan ini. Orang-orang yang sudah bekerja keras bersamanya dan juga loyal. Alasan mengapa Yayan tidak bisa meninggalkan mereka dalam waktu yang lama karena dia tidak bisa membiarkan para pekerjanya berjuang sendirian, sedangkan dirinya hanya leha-leha dan menerima pemasukan. Itu sangat bukan Yayan.
Yayan tahu betul bagaimana jatuh bangunnya sang Abah dulu dalam memperbesar peternakan ini, karena jujur saja memang dia tidak memiliki kakek maupun nenek kaya raya. Semua yang dia miliki saat ini adalah buah dari kerja keras sang Abah, sampai bisa memiliki banyak sawah, tanah serta perkebunan lainnya. Juga yang membiayainya hingga bisa sekolah tinggi, maka dari itu Yayan hanya bisa menunduk ketika sang ayah menunjuk dirinya sebagai penerus. Meskipun impiannya sejak awal adalah ingin memiliki bengkel besar dan modern.

Yayan tidak ingin dicap sebagai anak durhaka dan tidak tahu diri. Sudah diurus sepenuh hati, mendapat hidup enak, dia malah pergi memunggungi mereka. Dia banyak mengalah karena orangtuanya. Dan sepertinya Sisil akan terlibat dalam hal ini sekarang.

Sisil adalah wanita yang dia pilih untuk menemaninya, yang akan menjadi penyemangat serta cintanya. Untuk sekarang Yayan sedang memperjuangkan wanita itu, dan semoga Sisil adalah orang tepat bagi dirinya dan masa depannya kelak.

Kawin, Yuk! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang