Silvia, wanita yang harus ditinggal nikah oleh kekasih dan adiknya, membuatnya harus kembali memupuskan impian pernikahan diusia 27 dan selalu dikatai perawan tua oleh tante-tantenya.
Sampai akhirnya dia terpaksa kabur ke kampung halaman sang nenek...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Cukup lama tinggal dikampung ini membuat Sisil perlahan bisa beradaptasi dan bersikap selayaknya pribumi. Meskipun awal-awal dia kesulitan bermain handphone karena kendala susah sinyal apalagi jaringan, tapi itu sudah bukan menjadi masalah lagi ketika Wisnu memberinya provider baru yang dapat mengakses internet dikampung ini. Jadilah Sisil kembali aktif disosial media.
Jangan tanyakan berapa banyak pesan serta panggilan tak terjawab dihandphonenya, setelah jaringannya aktif notifikasi whatsapp beserta instagramnya langsung menyerbunya. Kebanyakan dari mama dan juga Andita yang mengomel karena kabur tidak kasih tahu, dia juga sempat membaca pesan yang dikirim Sesil padanya. Sisil juga memberi kabar terbaru mengenai butiknya yang buka kembali setelah sebelumnga tutup cukup lama, dia sudah mengabari pegawainya untuk menghandle dan tetap memantau dari sosial media.
Selain itu yang terpenting dan tidak boleh terlewatkan, Sisil memposting tentang hubungannya bersama Yayan juga. Dulu Sisil selalu menganggap bawah memposting hubungan di dunia maya adalah hal yang berlebihan dan juga alay, karena menurutnya hubungan hanya tahu sebatas keluarga dan teman dekat saja sudah lebih dari cukup. Tapi ternyata Sisil terkesan imbas dari tertutupnya hubungan di sosial media, orang-orang yang tidak tahu Juan adalah mantannya, mendadak menyerangnya tepat setelah dirinya update mengenai putusnya hubungan mereka. Kebanyakan adalah teman adiknya, menganggap jika dirinya adalah seorang kakak yang jahat.
Maka dari itu, mulai saat ini Sisil akan terus mengupload mengenai dirinya dan juga Yayan ke story instagram. Biarkan saja semua orang tahu, terutama tante-tante dan sepupunya yang selalu mengejeknya perawan tua. Sekarang Sisil bisa membuktikan jika dia mendapatkan pria ganteng dan juga serius. Tunggu tanggal cantiknya saja.
Hanya saja Sisil masih belum berani mengatakan secara langsung pada kedua orangtuanya, rasanya dia masih belum siap bertemu mereka.
"Neng Sisil mau ketemu Den Yayan, ya?" Mang Karman menjadi orang pertama yang menyambut Sisil, tepat setelah wanita itu masuk ke gapura peternakan.
Sisil membawakan makan siang untuk Yayan yang sebelumnya dia masak bersama Ambu. Sebenarnya Sisil hanya membantu sedikit tapi kata Ambu biar dirinya saja yang mengantar, dan mengaku jika makanan ini buatan dirinya sendiri. Katanya supaya Yayan terkesan.
"Iya, Mang. Kang Yayan-nya ada 'kan?"
Mang Karman tersenyum lebar. "Aya atuh, masuk aja. Tadi Mamang lihat Den Yayan di saung. Lagi istirahat sambil ngangon kambing yang baru dimandiin." Sisil mengacungkan kedua jempolnya dan tak lupa mengucap terima kasih.
Peternakan yang semula menjadi tempat yang paling Sisil hindari, kini justru menjadi yang selalu Sisil tuju. Ya karena calon suaminya ada disini. Sisil masih sedikit canggung menyebut kata calon suami, rasanya masih geli-geli gimana gitu!
Sisil bisa melihat kambing-kambing yang sedang berjemur dibawah sinar matahari, asyik memakan rumput dibawah pengawasan sang pemilik. Tapi tak seperti dugaan Sisil, pria bertopi hitam itu tidak sendirian melainkan berdua dengan ditemani oleh seorang wanita yang sudah tak asing bagi Sisil.