Kawin, Yuk! - Bagian 18

22.3K 2.4K 50
                                    

Guys, aku mau curhat bentar! Jadi kan aku udah ketik cerita ini sampe part 28 kaan, supaya enak updatenya. Eh, kemarin malem mendadak hp aku ngehank dong, dan pas banget baru mau save part 28 nyaa, udah selesai ketik. Terus pas mau dibuka lagi file part 28nya mendadak rusak dan ilang gitu aja😣 sumpah nyesek bangett mana ketiknya 2k lebih kata lagi. Pengen nangis aja, jadi males ngetik lagiii😭

 Pengen nangis aja, jadi males ngetik lagiii😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Wisnu bersiul ria sembari membersihkan mobil hitam kesayangan milik Danang. Pria berusia 26 tahun itu selalu rajin bangun subuh-subuh dan langsung mengerjakan sisa pekerjaan yang belum sempat terselesaikan kemarin, dia tidak ingin melewatkan satu tugaspun yang sudah Danang amanahkan kepadanya. Keluarganya sudah berhutang budi banyak kepada Danang yang bertahun-tahun membantu pengobatan bapaknya, jadi sebagai balasan Wisnu akan menjadi pegawai yang tidak mengecewakan Danang. Maka tidak heran Wisnu sangat akrab dengan kakek dan nenek satu itu. Mereka benar-benar orang yang baik.

Aktivitas Wisnu harus terhenti ketika mendengar suara motor seseorang berhenti didepan pagar rumah Danang, membuatnya mengernyit saat mendapati sosok pria bertubuh tinggi yang tersenyum ramah kearahnya, membuat Wisnu lantas melambaikan tangan dan langsung bergegas menghampirinya dengan kedua celana panjang yang dia lipat hingga lutut.

"Kang Yayan, mau antar rumputnya, ya? Sini biar saya bawa." Yayan mengangguk seraya membuka karet yang melilit tiga karung rumput yang biasa dia kirim langsung untuk kambing Danang.

"Masuk dulu atuh, Kang. Tuh, si Aki lagi ngopi santai. Sekalian ngobrol sama Aki mertua," celetuknya iseng lalu mengangkut satu karung penuh rumput dan membawanya pergi.

Mendengar itu, Yayan langsung terdiam dan mengarahkan pandangannya ke arah sebuah jendela dimana kamar Sisil berada. Ada yang berbeda kali ini, biasanya gorden dan jendela selalu terbuka tapi kenapa hari ini terlihat tertutup dengan rapat?

Pria itu lantas mengambil langkah masuk dan menyapa Danang yang baru saja keluar dari dalam rumah dengan segelas kopi hitam ditangannya. "Eh, Den Yayan? Mari duduk!"

"Makasih, Ki."

Danang menoleh pada Wisnu yang kembali untuk mengambil karung berikutnya. "Rajin sekali anak itu." Yayan mengulas senyuman tipis sembari mengangguk setuju. "Pegawai kamu yang cewek itu, udah ada pacar atau calon suami kah?"

Sontak saja kening Yayan berkerut dengan dalam, ujung matanya yang runcing semakin menyipit. "Setau saya sih, belum, Ki. Kenapa?" Danang terkekeh pelan.

"Mau Aki nikahkan sama si Wisnu!" Celetuknya dengan begitu ringan lalu menyesap kopinya, tanpa memedulikan ekspresi Yayan yang sudah melotot karena terkejut.

Apa dia tidak salah dengar?

"Bagaimana? Boleh tidak, Aki jodohkan karyawanmu sama Wisnu. Dia anaknya tanggung jawab, rajin, ramah dan juga lumayan ganteng. Aki udah anggap Wisnu seperti cucu sendiri, kalo boleh sekalian Aki buatkan hajat untuk nikahan mereka berdua." Danang menatap Yayan dengan tatapan lekat seolah menyampaikan sesuatu dari matanya tersebut.

Kawin, Yuk! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang